Eksis Produktif dengan Menulis
Saat mengisi materi di mini class Poma Preneur |
Menjadi pemateri untuk emak-emak yang ingin belajar menulis sebuah tantangan baru bagiku. Bukan karena kurangnya persiapan dan pengetahuan, tapi audiensku kali ini adalah para orang tua yang rata-rata sudah mempunyai anak dan usianya jauh di atasku.
Aku sempat deg-degan dan mengira apa yang aku sampaikan kepada mereka tidak nyambung. Pasalnya aku biasa berhadapan dengan anak muda dan anak-anak yang saat memulai acara, harus ada yel-yel penyemangat agar diskusinya lebih hidup.
Menurut guru Public Speakingku Saifuddin Bantasyam, saat membuka presentasi hendaknya melakukan engagement (pendekatan) kepada audiensnya. Tujuannya ialah untuk mengfokuskan audiens agar apa yang kita sampaikan nantinya mudah dimengerti.
Ketika aku menjadi pemateri untuk anak-anak, mudah saja bagiku melakukan engagement itu. Cukup mengatakan kalimat “apa kabar semua” anak-anak langsung meresponsnya “alhamdulillah, luar biasa, tetap semangat, Allahu Akbar, yes.” Atau untuk anak-anak muda aku bisa menyuruhnya berdiri sambil melakukan gerakan tertentu sehingga memecah kekakuan saat memulai presentasi.
Saat mengisi materi bersama anak muda |
Nah, yang kuhadapi sekarang adalah emak-emak yang tidak mungkin kuperlakukan seperti anak-anak atau anak muda yang kusuruh melakukan gerakan ini dan itu. Untungnya ada hidayah di menit-menit terakhir sehingga aku membuat yel-yel penyemangat yang dapat mencairkan suasana di kelas yang kuisi.
Aku diminta oleh komunitas Poma Preneur untuk mengisi miniclass dengan tema ‘Eksis Produktif Melalui Media Online.’ Jadi, di awal pembukaan sebagai sapaan setelah ucapan puji syukur dan terima kasih, aku meminta mereka bergaya sambil menyebutkan kalimat eksis dengan tangan di dagu dan produktif dengan jempol dan telunjuk membentuk love seperti gaya artis Korea yang sedang trend saat ini. Untuk lebih jelasnya lihat video ini saja deh.
Rupanya emak-emak ini senang dan suka ketika aku membuat yel-yel tersebut. Bahkan kami mencobanya berkali-kali sampai di akhir pertemuan pun yel-yel tersebut masih melekat di ingatan mereka. Tentunya engagement itu selalu kugunakan saat fokus audiens mulai buyar sehingga mereka akan fokus kembali kepada mendengar penjelasanku.
Penyampaian Materi
Seperti yang kupelajari sebelumnya bersama Pak Saifuddin Bantasayam, ketika akan menyampaikan materi hendaknya memberikan sedikit pengantar berupa poin apa saja yang hendak disampaikan. Jadi, dalam presentasi ini, aku membahas empat poin yaitu; sharing pengalaman, succsess story, cara menulis kreatif, dan tempat memublikasikan tulisan.
Untuk lebih jelasnya bisa baca di Tips Menjadi Pembicara Andal di Depan Umum
Pada sesi sharing pengalaman, aku meminta para peserta untuk menjawab pertanyaan yang aku ajukan. Berikut beberapa pertanyaannya.
Tujuannya tidak lain untuk mengukur pengetahuan dan pengalaman audiensku dalam menulis sehingga aku bisa mendapatkan gambaran tentang audiens yang sedang kuhadapi. Ini salah satu caraku untuk menghilangkan rasa gugup dan memberikan engagement kepada audiensku sehingga ia merasa diperhatikan.
Kemudian aku menjelaskan tentang kata eksis yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diambil dari kata eksistensi, artinya keberadaan.
Di zaman milenial ini banyak orang yang ingin menunjukkan keberadaannya melalui media sosial sehingga mereka bangga bila disebut eksis. Cukup banyak akun yang bisa digunakan untuk menunjukkan keberadaan kita seperti facebook, instagram, twitter, blog, path, youtube, dan lain-lain.
Hanya saja kebanyakan orang sekadar eksis saja tanpa tahu arah dan tujuannya. Berbeda dengan mereka yang blogger, youtuber, instagramer. Mereka tidak hanya sekadar eksis, tapi juga produktif sehingga menghasilkan uang dan menjadi sumber pemasukan.
Menurut KBBI |
Hal inilah yang ingin aku sampaikan kepada Poma Preneur sehingga eksisnya mereka di dunia maya, tidak sekadar pelepas penat dan mengobati rasa bosan saja. Namun bisa produktif mendatangkan manfaat bagi banyak orang dan bisa dijadikan sumber pemasukan.
Success Storyku Sebagai Penulis
Penyampaianku di miniclass ini lebih kepada eksis dan produktif melalui menulis. Hal ini sesuai dengan profesiku saat ini sebagai seorang blogger dan wartawan, jadi aku menjelaskan kepada mereka tentang karierku dalam dunia tulis menulis.
Aku memulainya dari menulis opini di koran Serambi Indonesia yang kemudian berlanjut ke blog, steemit, buku, dan menjadi wartawan. Cerita ini kusampaikan untuk memotivasi para emak milenial untuk bisa eksis dan produktif melalui menulis.
Selain itu aku juga menekankan pentingnya mempunyai alasan dan motivasi dalam menulis sehingga ketika mood menulis hilang, alasan dan motivasi tersebutlah yang bisa mendorong kita agar tetap menulis.
Aku juga menjelaskan tentang cara menulis kreatif sehingga para audiens mempunyai banyak ide yang dapat ditulisnya. Seperti pengalaman keseharian yang bisa dijadikan bahan tulisan apalagi para emak ini mempunyai anak yang tentunya bisa berbagi melalui tulisan tentang parenting.
Ketika aku menjelaskan hal tersebut, benar saja para Poma Preneur ini kegatalan tangannya untuk segera memulai menulis. Aku pun sangat senang melihat antusias mereka sehingga kelasku terkesan tidak membosankan.
Tidak lupa pula aku memberikan alamat dan link untuk memublikasikan tulisan. Selain bisa dikirimkan ke media masa berupa koran atau media online, tulisan tersebut juga bisa dipublikasikan sendiri melalui blog pribadi. Aku memberikan tahapan cara membuat blog kepada emak-emak milenial ini.
Format pengiriman artikel ke Serambi Indonesia |
Ternyata setelah acara ini, ada yang menghubungiku dan bertanya terkait blog yang sedang dibuatnya. Tentunya aku sangat senang karena penyampaianku saat miniclass ditindaklanjuti oleh mereka.
Saat dibuka sesi tanya jawab, ternyata banyak yang bertanya sehingga aku hanya membatasi beberapa orang saja karena waktu yang disediakan tidak mencukupi. Alhamdulillah, pertanyaan mereka bisa aku jawab dan mereka puas dengan jawaban yang kuberikan.
Pada bagian akhir aku meminta mereka menulis satu paragraf dengan tema ibu. Sebelumnya aku memberikan teknik menulis cepat yang pernah diajarkan Fahd Pahdepie kepadaku.
Aku meminta mereka memikirkan satu kata sifat dan kata kerja yang kemudian dipadu padankan untuk memperbanyak perbendaharaan kata. Selain itu aku juga menyuruh mereka memikirkan kata hubungan sebab akibat ‘jika’ dan ‘maka’. Hasilnya seperti ini.
Ternyata setelah melakukan teknik tersebut dalam waktu lima menit mereka mampu membuat satu paragraf dengan tema ‘Ibu.’ Namun, karena keterbatasan waktu aku hanya meminta tiga orang saja yang membacakan hasil tulisannya dan satu orang yang terbaik aku hadiahkan buku pertamaku.
Sungguh ini pengalaman yang luar biasa bagiku, dengan keterbatasan ilmu yang kumiliki mampu berbagi dengan orang lain yang usia dan pengalaman hidupnya lebih jauh dariku. Semua ini tentunya karena para guru yang mengajariku sebelumnya sehingga aku bisa tampil untuk menjadi seorang pemateri.
Dan yang paling utama ialah doa dari ibuku. Meskipun profesiku saat ini bukanlah seperti yang diinginkannya, tapi aku yakin dia bahagia dengan pekerjaanku saat ini menjadi seorang penulis.
16 comments
Write commentsMantap,Mbak.makin lancar karier menulisnya :)
Replysiap ikutin jejaknya siapa tahu bisa melangkah buat bikin buku kedua saya.
ReplyAlhamdulillah mbak. Semua berkat usaha dan doa. Terima kasih sudah berkunjung 😊
ReplyIya, semoga dimudahkan dalam membuat buku keduanya 😊
ReplySaya nulis biar eksis dan produktif,tapi kok ngga produktif2 yah, haha. Perlu lebih banyak belajar nih sama mba yelli
Replymakasih sharingnya
ReplyHahaha, semua butuh proses Mas. Kalau Mas bisa konsisten nulis satu hari 500 kata saja, itu sudah disebut produktif Mas.😄
ReplySama2. Terima kasih juga sudah mampir kemari 😀
Replysuka banget ama tulisan ini, really brmanfaat..
Replymantab sharing nya mbak,
Replypengennya nulis produktif dan sukur-sukur menghasilkan.
tapi kadang mentok ide, jadi buntu mau nulis.... hadeh...
Terima kasih. Semoga bisa mempraktikkan manfaatnya😁
ReplyKalau buntu jangan dipaksakan, carilah hal2 yang sangat dekat dengan kita dan mudah untuk dituliskan. Semangat Mas, nanti lama2 pasti juga akan produktif dan menghasilkan.😊
ReplySemangat Yelli, semoga yang ikut tertular untuk menulis ya!
ReplyIy bg, semangat kali mereka belajar blog. Kayaknya nanti bisa kita buat ngumpul sekali-kali.
Replyseru banget yah kak klo ada pelatihan2 gt hehehe aplagi jadi pembicara, mantabbb
ReplyIya Mas, makin semangat kita jadinya 😁
Reply