6 Fakta Tentang Lahan Gambut Indonesia yang Harus Kamu Tahu

Jumat, Agustus 13, 2021 0 Comments A+ a-

Tahu nggak sih kamu tentang Lahan Gambut? Atau memang nggak mau tahu karena nggak ada hubungannya sama sekali dengan kamu? Eits, siapa bilang nggak ada hubungannya dengan kamu, aku, orang tua, anak, teman, dan saudara-saudaramu serta semua makhluk hidup di bumi ini?

Kamu pasti merasa bersalah bila tidak mau tahu tentang lahan gambut, setelah mengetahui semua fakta terbaru tentangnya. Awalnya sih aku begitu. Ketika mengetahui kabar bahwa, tema online gathering Eco Blogger Squad tentang “Lindungi Gambut, Lindungi Fauna Indonesia”, aku merasa agak malas mengikutinya.

Sebab, temanya kali ini kurang menarik menurutku. “Lahan gambut itu kan tanah becek yang ada dirawa-rawa. Di dalamnya pasti banyak lintah, biawak, bahkan buaya. Tanahnya nggak subur, bahkan airnya cenderung kuning dan nggak bisa dikonsumsi. Terus apa pentingnya sih membahas lahan gambut ini?” Ujarku dalam hati sebelum mengikuti materi online gathering kali ini.

Lahan gambut Indonesia, foto © CIFOR

Walaupun suuzon pertamanya dan malas-malasan mengikuti online gathering, apalagi di jam siang buat mata jadi ngantuk, akhirnya aku bertahan di lima menit pertama, kedua, hingga dua jam lebih acara ini berlangsung. Sebab, apa yang kupikirkan selama ini tentang Lahan Gambut salah besar, setelah aku mengetahui faktanya dari orang yang berkompeten di bidangnya.

Dua narasumber yang dihadirkan dalam online gathering kali ini ialah, Dr. Herliana Agustin yang merupakan Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dan Lola Abas, Koordinator Nasional Pantau Gambut. Mereka berdua mengungkap semua fakta tentang kondisi lahan gambut di Indonesia. Berikut 6 fakta tentang lahan gambut Indonesia yang harus kamu tahu.

1. Sebagai tempat penyimpanan 30% karbon dunia.


Lahan gambut Indonesia bernilai penting bagi dunia karena menyimpan setidaknya 53-60 miliar ton karbon atau 30% karbon dunia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai kawasan utama penyimpanan karbon dunia. Surga karbon lahan gambut Indonesia, hanya mampu ditandingi oleh hutan hujan di Amazon yang menyimpan 86 miliar ton karbon.

Kemampuan lahan gambut menyimpan cadangan karbon yang besar akan menjadi petaka bila lahan gambut tersebut dikeringkan atau dialih fungsikan. Sebab, dalam keadaan kering, gambut menjadi mudah terbakar. Ketika gambut sudah terbakar, api dapat menyebar hingga kedalaman empat meter karena lahan gambut tidak berisi tanah padat, melainkan ranting, rumput, dan sisa-sisa pohon.

Walau api di permukaan sudah padam, bukan berarti api di lapisan dalam juga padam. Api yang mengendap di lapisan tanah bisa bertahan berbulan-bulan , bahkan menjalar ke tempat lain.

Oleh karenanya, kebakaran di lahan gambut dapat menjadi bencana besar dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca. Jadi, jangan asal ya memperlakukan seenaknya lahan gambut ini karena ia bisa menjadi mala petaka besar bila keberaadaanya diganggu.

2. Lahan gambut dapat mencegah bencana banjir dan kemarau


Ternyata lahan gambut yang habitatnya terjaga dan tidak terjamah dapat berfungsi untuk mengurangi dampak buruk bencana banjir dan kemarau. Kok bisa ya?

Lahan gambut memiliki sifat hydrophysical, yaitu daya serap yang cukup tinggi. Ia bisa menampung air sebesar 450-850% dari bobot keringnya atau 90% dari volumenya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat dari berat keringnya.

Namun, meskipun daya serapnya tinggi, gambut hanya menyediakan sedikit air untuk pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan tanah mineral. Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya dalam menahan air sangat kuat dan dipengaruhi oleh tingkat dekomposisinya.

Gambut yang telah mengalami dekomposisi (penguraian) mampu menahan air dua sampai enam kali berat keringnya. Dengan demikian, eksositem gambut berperan penting sebagai penambat air tawar yang cukup besar untuk menahan banjir saat musim hujan dan melepaskan air pada musim kemarau.

3. Sebagai tempat menunjang perekonomian masyarakat

Gambut tempat penunjang perekonomian masyarakat, foto ©Danar Tri Atmojo

Lahan gambut merupakan ekosistem alami bagi beberapa tanaman yang mempunyai nilai ekonomi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh baik di lahan gambut antara lain, ialah rumbia, rotan, karet, nanas, padi, mahang, pisang, tebu, kelapa, sagu, singkong, jelutung. Punak, resak, dan kapur naga. Tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai sumber pangan yang dapat menunjang perekonomian masyarakat.

Selain itu, ekosistem lahan gambut juga cocok untuk mengembangkan beberapa jenis ikan, seperti ikan patin siam, lele dumbo, dan nila. Hal ini tentunya dapat membuka lapangan kerja di sektor perikanan.

4. Lahan gambut tertua di dunia berada di pedalaman Kalimantan

Lahan Gambut Purba yang ada di Kalimantan Barat

Di Indonesia terdapat lahan gambut purba yang diperkirakan telah terbentuk sejak 47.800 tahun lalu. Ketebalan lapisannya pun mencapai 18 meter, yaitu setara dengan tinggi bangunan enam lantai. Lahan gambut purba ini terletak di pedalaman Kalimantan Indonesia.

5. Habitat bagi berbagai macam flora dan fauna Indonesia


Bila kita memandang dari luar, lahan gambut ini tidak ada apa-apanya. Namun, bila ditelusuri ke dalam, lahan gambut menjadi habitat yang baik bagi berbagai macam flora dan fauna. Hampir semua keluarga animalia ada, yaitu sekitar 35 spesies mamalia, 150 spesies burung, dan 34 spesies ikan di lahan gambut.

Beberapa jenis hewan langka yang bisa kita jumpai di lahan gambut antara lain adalah buaya, sinyulong, macam sumatera, beruang madu, tapir, dan sejenis angsa sayap putih.

1. Tapir, 2. Beruang Madu, 3. Harimau Sumatera, foto @Photopin

Sedangkan beberapa jenis tanaman yang bisa dijumpai di lahan gambut, antara lain pulai, jelutung, durian, getah sundi, jambuan, geronggang, kayu hitam Sulawesi, dan pala. Selain itu, tanaman yang paling banyak dijumpai di hutan gambut Kalimantan dan beberapa wilayah Sumatera adalah rahim, yaitu sejenis kayu mewah yang biasanya digunakan untuk bahan pembuat furniture.

1. Jelutung, 2. Jambuan, foto @Photopin

6. Lahan gambut Indonesia sedang terancam


Dikarenakan ketidaktahuan masyarakat tentang lahan gambut ini mengakibatkan keberadaannya terancam. Sebab, lahan gambut sering dianggap masyarakat sebagai lahan tidur atau terbuang sehingga dialihfungsikan untuk kepentingan pertanian dan perkebunan. Lahan gambut dikeringkan secara terus menerus untuk mencegah air kembali membanjiri gambut dan ada juga yang sengaja membakarnya.

Siklus surutnya dan pengeringan gambut yang terus berlangsung lama menjadi sumber emisi karbon yang tidak akan berhenti. Tercatat pada tahun 2019, luas lahan gambut Indonesia sebesar 13,43 juta ha, turun 1,5 juta ha dibandingkan tahun 2011 yakni 14,93 juta ha.

Selain itu, terbakarnya lahan gambut juga mengakibatkan flora dan fauna di dalamnya ikut terbakar. Sehingga akan berdampak pada penurunan spesies yang ada di lahan gembut tersebut. 


Nah, setelah kamu mengetahui semua fakta tersebut, masihkah tidak peduli dengan lahan gambut ini? Bayangkan bila gambut ini tiada, kita akan menjadi seperti apa. Bisa jadi keadaan iklim di bumi tidak menentu lagi dan susah untuk diprediksi. Kalau sudah begitu, tentu kita tidak nyaman lagi tinggal di sini, dan bersiaplah untuk mencari planet lain yang bisa ditempati. Mungkinkah itu?

Sebelum semua itu terjadi, mari kita lindungi lahan gambut demi keberlangsungan makhuluk hidup di bumi. Caranya yaitu;

1. Melindungi gambut yang masih tersisa dan memulihkan yang rusak dengan merestorasi lahan gambut.

Restorasi gambut bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut dan mensejahterakan masyarakat. Upaya restorasi gambut dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pembasahan, penananman ulang, dan merevitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

2. Untuk mencapai itu, maka kita mendorong pemerintah agar serius dalam komitmennya untuk perlindungan dan pengelolaan lahan gambut yang lestari.

3. Sebarluaskan kesadaran tentang pentingnya lahan gambut

Itulah upaya yang bisa kita lakukan. Bila semua orang mengetahui tentang fakta ini, aku yakin lahan gambut Indonesia tidak tersakiti lagi. Dan Indonesia tidak perlu lagi dihujat oleh Negara tetangga karena kabut asam yang ditimbulkan oleh kebakaran lahan gambut.