Bangga Menjadi Bagian Masyarakat Adat yang Menjaga Alam dan Budaya

Selasa, Agustus 30, 2022 0 Comments A+ a-


Di pertemuan online gathering #EcoBloggerSquad kali ini, kami diajak mengenal tentang masyarakat adat oleh kak Mina Setra, selaku Deputi IV Sekjen AMAN Urusan Sosial dan Budaya. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 12 Agustus itu mengangkat tema, “Indonesia Bikin Bangga: Masyarakat Adat yang Kaya Tradisi dan Budaya.”



Sebagai pengantar, Kak Mina yang berasal dari Wilayah Kalimantan Barat dan termasuk suku Dayak Kompang banyak mengisahkan tentang masyarakat adat yang ada di wilayahnya. Beberapa diantaranya mengenai kearifan lokal masyarakat dalam membuat kerajinan tangan, baik itu berupa kain tenun yang membalaut kulit mereka, maupun peralatan yang digunakan saat berladang dan berburu seperti keranjang, tas anyaman yang begitu kokoh, bahkan bisa digunakan untuk membawa hewan buruan sebesar babi hutan. Sungguh menakjubkan bukan?


Begitu pula dengan kain tenun yang mereka hasilkan dibuat dengan pola-pola indah dan begitu rumit kita pahami. Namun, mereka membuatnya dengan cukup lihai di sela-sela kegiatan bertani dan berladang. Buatnya pun bukan dengan teknologi modern, tapi dibuat secara manual dengan tangan.

“Salah satunya kain tenun yang sampai ke tangan kalian sekarang itu adalah hasil buatan masyarakat adat,” ujar Kak Mina sambil menunjuk kami yang tergabung dalam zoom meeting.

Masyarakat Adat di Aceh

Mendengar cerita Kak Mina, ingatanku langsung tertuju pada masyarakat adat suku Gayo yang ada di daerahku, Aceh. Mereka juga membuat kain indah yang disebut dengan Kerawang Gayo. Bahkan kain itu digunakan saat acara-acara sakral, seperti pernikahan, sunatan, dan juga digunakan oleh para penari Saman.

Tarian Saman sendiri merupakan tarian yang sangat terkenal di Aceh, bahkan sudah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Masyarakat adat Gayo menggunakan tarian saman sebagai cara untuk menyampaikan nasihat tentang alam kepada anak-anak keturunan mereka.


Tarian ini dimainkan oleh laki-laki dalam bilangan ganjil, menggunakan syair Gayo, memakai baju adat Gayo dengan motif kerawang. Setiap gerakan yang ditampilkan dalam tarian saman mempunyai makna dan filosofi tertentu. Begitu juga syair yang dilantunkan dalam Bahasa Gayo tersebut mempunyai pesan dakwah Islam dan nasihat untuk menjaga alam, khususnya hutan Leuser yang menjadi penyangga hidup bagi empat juta masyarakat Aceh dan Sumatera Utara.

Tidak hanya masyarakat adat suku Gayo, masyarakat adat suku Aceh juga mempunyai tenunan khas yang disebut dengan songket. Begitu pula dengan masyarakat adat suku Aneuk Jamee yang tinggal di Aceh mempunyai kain kasab yang disulam menggunakan benang bewarna emas. Hasil sulaman itu biasanya digunakan di upacara adat seperti pertemuan orang penting, pernikahan, sunatan, dan peringatan-peringatan khusus lainnya.

Pengrajin Kasab Sulam Benang Emas di Masyarakat Adat Aneuk Jamee

Uniknya motif-motih yang tergambar, baik itu di kerawang, songket, atau kasab, kebanyakan bermotif alam, dan tumbuh-tumbuhan, seperti awan berarak, pucuk rebung, bunga situnjung dan sebagainya. Setiap motif mempunyai filosofi yang mempresentatifkan kehidupan dalam bermasyarakat yang harus dijunjung tinggi. Semua telah diatur sedemikian rupa dalam masyarakat adat.

Walaupun Masyarakat Adat Beragam tapi Tetap Menjaga Alam

Seperti yang dijelaskan oleh Kak Mina bahwa tidak ada definisi khusus tentang masyarakat adat karena banyaknya budaya yang ada di Indonesia. Apa yang Kak Mina sampaikan itu berdasarkan wilayah tempat tinggalnya. Kemudian menjadi ikatan yang kuat sehingga terbentuklah hukum adat dan aturan yang berlaku. Dilaksanakan oleh perangkat adat yang erat kaitannya dengan spriritual dan kepercayaan masyarakat setempat.

Begitu pula apa yang aku tuliskan merupakan gambaran dari masyarakat adat yang ada di wilayahku. Keberagaman dari berbagai masyarakat adat yang ada di seluruh wilayah Indonesia ini mempunyai tujuan satu yaitu menjaga alam. Mereka menggunakan alam seperlunya, bukan mengksploitasinya layaknya pemerintahan dan perusahaan. Sebab, ada aturan khusus yang dibuat oleh masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan.

Aku bangga menjadi bagian dari masyrakat adat ini karena dengan tantanan seperti inilah alam bisa terjaga secara alami.