Petang 27 Puasa
Foto bersama keluarga besar (1434 H) |
Masih teringat oleh ku
saat kebersamaan dua tahun yang lalu. Saat semua keluarga ku berkumpul,
berkumpul di rumah nenek. Setiap petang 27 puasa, merupakan moment yang paling
di tunggu-tunggu, saat semua keluarga besarku berkumpul untuk berbuka puasa di
rumah nenek. Saat ini lah yang paling membahagiakan buat nenek, karena bisa
berkumpul dengan cucu-cucunya.
Aku masih ingat, saat nenek menyiapkan makanan untuk kami
semua. Walaupun kami membawa makanan
dari rumah masing-masing, tapi nenek tetap menyediakan makanan untuk kami. Aku
sangat menyukai masakannya, apalagi sambal udang sabu dan teri buatannya. Sederhana
memang, tapi itu bisa menambah selera makanku dan menghilangkan anoreksia (tidak nafsu makan), saat
gangguan makanku muncul.
Petang 27 puasa tahun 1434 H/ 2013 M, petang terkahirku
bisa berbuka bersama dengan nenek. Aku masih ingat bagaimana dia sibuknya
memasak untuk persiapan buka bersama di petang 27 puasa saat itu. Peteng itu
terkahir kali aku melihat senyum kebahagiaanya. Senang rasanya bisa melihat
senyum itu, tapi sayang petang 27 puasa kali ini, aku tidak bisa menikmati
kebersamaan itu lagi.
Tahun ini, kali kedua ku tidak mendapatkan kebersamaan di
petang 27 puasa. Bahkan untuk tahun-tahun ke depan tidak akan ada lagi tradisi
petang 27 puasa. Setelah kepergian nenek pada tanggal 20 September 2013, satu
bulan setelah ulang tahunku, keluarga besarku pun mulai kehilangan arah. Bagai
anak ayam kehilangan induk, tak tau kemana lagi harus berkumpul.
Memang setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kalau gajah
mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan kenangan. Aku tidak lepas
dari kenagan saat bersama nenek, bahkan aku masih punya janji kepadanya. Sebuah
janji yang akan aku persembahkan untuknya di tahun 2014. Tapi Allah swt,
berkata lain, dia memanggil nenekku duluan, sebelum aku menepati janji ku itu.
Sedih., benar-benar sedih, aku tidak bisa menepatinya. Janjiku kepadanya akan
membawa dirinya untuk hadir di hari aku di sumpah menjadi sarjana keperawatan (http://yellsaints.blogspot.com/2014/08/janjiku-ku-tepati-lewat-mimpi.html).
Petang 27 puasa kali ini, terkesan biasa-biasa saja
bagiku. Tidak ada lagi buka bersama, tidak ada lagi canda tawa dan berbagi
cerita dengan sepupuku. Kebersamaan itu hilang seiring dengan kepergian nenekku.
Sekarng tinggal hanya kenangan. Nenek ku yang mempunyai 8 anak dengan 23 cucu,
1 cicit, sekarang tidak bisa lagi berkumpul seperti di petang 27 puasa sebelumnya.
Andaikan waktu bisa dimundurkan, aku akan bilang ke
nenek, setiap 27 puasa ditetapkan sebagai hari wajib keluarga untuk berkumpul
bersama, meskipun dia sudah tiada. Mungkin nenek lupa mengatakan kepada
anak-anaknya untuk melanjutkan tradisi ini. Tapi, mau bagaimana lagi, petang 27
puasaku tidak seindah dulu.