Taman Ramadan di Gampong Air Sialang, Samadua Aceh Selatan
Pemateri sedang mengajak anak-anak Taman Ramadan untuk memperkenalkan dirinya masing-masing |
Sudah hampir dua minggu ramadan berlalu. Dalam beberapa postingan tulisanku belum ada yang membahas tentang ramadan. Kali ini aku ingin berbagi cerita sebuah kegiatan rutin, di bulan ramadan yang dilakasankan hanya di kampungku. Ya.., hanya di kampungku.
Suasana gampongku Air Sialang |
Sebuah desa kecil di kaki pegunungan. Suasana perkampungan masih bisa dirasakan disini, dengan sawah terbentang luas, diselangi beberapa pepohonan yang berdiri kokoh di sekitar rumah-rumah penduduk. Saat musim ke sawah tiba, telihat jelas hamparan padi yang mula-mula hijau, kemudian menguning karena sudah tua. Dan setelah panen, sawah yang kering tersebut digunakan anak-anak untuk bermian layang-layang.
Kondisi saat setelah panen
|
Kampungku
ini bernama Air sialang, terletak di Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan.
Biasa orang mengenalnya melalui kerajinan kasab benang emas yang di hasilkan
dari kampung kecil ini. Selain itu, juga terkenal dengan sumber mata airnya
yang jernih dan terdapat banyak kolam pemandian.
Kami
tidak perlu membeli air isi ulang untuk minum, atau menunggu air PAM/PDAM untuk
mandi dan mencuci, karena alam telah menyediakannya. Sumber mata air langsung
datang dari pegunungan, sangat jernih dan sejuk. Apalagi saat di pagi hari,
dingin banget! Dikampung ini lah kegiatan bulan ramadan untuk anak-anak dibuat.
Kegiatan
yang hanya di bulan ramadan itu bernama Taman Ramadan.
Bukan berarti karena ada kata taman, kegiatannya berkebun atau bermain di
taman. Tapi, kata tersebut diambil untuk menamai sebuah kegiatan belajar bagi
anak-anak di bulan ramadan.
Penggunaan
kata taman, supaya menarik perhatian anak-anak untuk ikut belajar dan bermain, yang
namanya taman pasti disukai banyak orang dan sering didatangi. Berharap
kegiatan Taman Ramadan juga disukai anak-anak.
Ternyata
benar, kegiatan Taman Ramadan menjadi kegiatan yang ditunggu anak-anak di bulan
puasa. Ini terbukti setiap tahun pesertanya lebih dari seratus orang anak mulai
dari umur 4 tahun sampai 15 tahun.
Terbentuknya Taman Ramadan
Aku
tidak mengetahui persis kapan awalnya Taman Ramadan ini terbentuk, dan ide
siapa. Sejak usia 4 tahun aku sudah mulai aktif di Taman Ramadan. Aku merasa
betah saat belajar di Taman Ramadan. Bagiku ini benar-benar seperti sebuah
taman. Begitu juga dengan anak-anak lainnya menjadikan kegiatan ini sebuah
taman yang harus didatangi setiap hari.
Taman
Ramadan dimulai setelah shalat ashar. Salah seorang pendirinya mengatakan bahwa,
pada mulanya tujuan dari Taman Ramadan ialah untuk melalaikan anak-anak berpuasa,
supaya tidak mengganggu ibunya di rumah saat menyediakan makanan untuk berbuka
puasa. Hahaha.., sesederhana itukah?
Namun
kenyataanya kegiatan itu dapat menjadi sebuah kegiatan yang bermanfaat untuk
anak-anak. Daripada berkeliaran di luar, mending ikut kegiatan Taman Ramadan,
dapat ilmu dan pahala lagi. Karena itulah para orang tua mengantarkan
anak-anaknya ke masjid untuk mengikuti kegiatan ini.
Mungkin
ada yang mengira kegiatanya ada di taman atau di luar lapangan, Anda salah.
Taman Ramadan dilaksanakan di masjid, ya.., di dalam masjid! Setelah selesai
shalat ashar berjamaah, anak-anak dikumpulkan ke dalam lima kelompok untuk
mendengarkan penyampaian materi.
Suasana Taman Ramadhan |
Setiap kelompok dibagi rata dari tingkat TK sampai SMP, dengan satu orang ketua kelompok. Pembagian kelompok ini berfungsi untuk kegiatan perlombaan yang akan dilaksanakan pada hari ke tiga lebaran. Setiap kelompok akan bersaing dan bertanding dalam perlombaan yang diadakan setelah ramadan.
Materi Taman Ramadan
Materi
yang disampaikan saat taman ramadan berupa tentang shalat, puasa, adap dan
etika serta kisah nabi. Yang menyampaikan materi ialah para tetua gampong, sedangkan mahasiswa dan remaja masjid membantu memfasilitasinya.
Setiap
mahasiswa dan remaja masjid dibagi ke masing-masing kelompok, dan bertugas
untuk melakukan persiapan lomba bagi anak-anak. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai
pada hari pertama ramadan, dan pada hari ke 20 ramadan, saatnya anak-anak
berlatih untuk persiapan lomba.
Perlombaan Shalat Jamaah
|
Saat
mengikuti Taman Ramadan dahulu, kegiatan inilah yang menjadi favoritku. Karena
kita benar-benar diajarkan oleh para ustad dan ustadzah yang sebagian besar
mahasiswa, untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti perlombaan.
Aku
sering ikut lomba cerdas cermat dan shalawat, beberapa perlombaan lainnya juga
pernah aku ikuti. Kegiatan ini pun menambah kepercayaan diriku karena sering berdiri
di depan umum dan ditonton orang banyak.
Acara Perlombaan Taman Ramadan
Nah..,
tibahlah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu perlombaan Taman Ramadan yang
diadakan pada hari ke tiga lebaran. Pertama perlombaan wajib dahulu seperti;
shalat jamaah, azan, tahfiz ayat dan doa pendek, puititasi, shalawat, pildacil,
cerdas cermat dan kaligrafi.
Setelah
perlombaan wajib selesai, dilanjutkan dengan perlombaan hiburan yang terdiri
dari tarik tambang, lari balon, main bola pakai karung, mengambil duit di dalam
tepung, menganyam ketupat, memancing botol, pukul kaleng dengan mata tertutup
dan perlombaan lainya yang membuat anak-anak dan masyarakat terhibur saat
melihatnmya.
Perlombaan Tarik Tambang |
Kemeriahan
suasana lebaran dan ditambah lagi dengan perlombaan Taman Ramadan, membuat
kampungku seperti mengadakan kenduri besar. Kegiatan ini sangat memberikan
dampak positif bagi anak-anak dan masyarakat. Sehingga setelah Taman Ramadan
ada kegiatan membekas di hati anak-anak.
Samahalnya
dengan aku yang pernah dulu ikut kegiatan ini. Sangat membekas, bahkan aku
sering menceritakan ke teman-teman sekolahku. Hadiah yang didapat dalam
perlombaan, tidaklah seberapa. Paling mendapatkan uang lima sampai sepuluh ribu
per orangnya, tapi uang itu didapat dari hasil perlombaan yang kita ikuti.
Wah..,
luar biasa rasanya mendapatkan uang hasil keringat sendiri. Biasanya setelah
mendaptkan uang tersebut aku dan teman-teman masuk warung istilahnya. hahahaha.,
untuk makan mieso. Walaupun tidak seberapa, kebahagiaan ini sangat melekat padaku. Sama halnya dengan kegiatan Taman Ramadan yang sangat membekas dalam
ingatanku.
Pendamping Taman Ramadan
Sekarang
aku tidak menjadi peserta lagi, sejak masuk MAN aku dipercayai sebagai ustadzah
yang memfasilitasi anak-anak. Sampai akhirnya aku dipercayai sebagai pengisi
materi Taman Ramadan.
Setiap
tahun kalau libur jadwal kuliah, kami para mahasiswa yang tergabung dalam
Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Air Sialang (HIPMAS), datang ke masjid untuk
menjadi fasilitator Taman Ramadan. Begitu juga tahun ini, Taman Ramadan masih
menjadi kegiatan favorite anak-anak untuk mengisi kekosongan waktu sorenya.
Istilahnya melalaikan puasa.
Jadi pendamping Taman Ramadan deh sekarang |
Sangat
senang rasanya masih bisa ikut bergabung dalam kegiatan Taman Ramadan. Walaupun
sebenarnya saya lebih suka menjadi pesertanya. Seru banget soalnya kalau jadi
peserta, apalagi saat perlombaan tiba. Ya., tapi apa mau di kata, aku tidak
pantas lagi menjadi peserta karena umur yang sudah kadawarsa, hahahaha.
Sekarang
aku menjadi seorang ustadzah, begitu sih panggilan anak-anak, walaupun
sebenarnya belum pantas jadi seorang ustadzah. Tapi sebutan di Taman Ramadhan
ya, begitu!
Pemateri Tentang Bahaya Narkoba
Bertepatan
pada peringatan hari Anti Narkoba Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 juni
kemarin, merupakan gilaranku yang menyampaikan materi. Karena momennya pas, aku
pun menyampaikan materi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
Meskipun
sebenarnya saat praktik keperawatan sering memberikan penyuluhan kepada
anak-anak di sekolah, tapi di Taman Ramadan ini aku mempunyai rasa tersendiri.
Hahaha, kayak jus aja ada rasa.
Iya..,
benaran! kalau penyuluhan disekolah kita dihadapkan dengan peserta yang
homogen dengan tingkatan umur yang sama. Selain itu dibantu dengan media slide
power point yang menggunakan layar proyektor. Ini tentunya lebih memudahkan
penyampaian materi.
Akan
tetapi di Taman Ramadan ini, aku harus berhadapan dengan kurang lebih
seratusan anak, yang memiliki tingkatan umur berbeda. Tidak ada layar proyektor,
yang ada hanya microphone sebagai
pengeras suara.
Bisa
dibayangkan seluruh orang kampung mendengar apa yang aku sampaikan. Oh my
god.., sesekali ada beberapa warga yang lewat di sekitar masjid mampir melihat aku menyampaikan materi. Mereka mengangguk-angguk, kemudian pergi.
Selanjutnya datang yang lainya lagi, dan tersenyum melihatku. Waduh.., rasanya memang
kayak juz, bercampur aduk, senang dan gugup.
Saat penyampaian materi bahaya narkoba |
Terlebih
materi yang aku sampaikan sedikit berbeda dengan yang disampaikan oleh tetua
gampong. Dalam materiku lebih sering menyebutkan kata narkoba dan daun ganja.
Hal ini supaya anak-anak mengerti dan paham bahwa barang-barang tersebut haram
dan bisa merusak jiwa.
Dan
alhamdulillah penyampaianku ini bisa dipahami, mereka pun bisa mendefinisikan
apa itu narkoba, jenis-jenisnya, tanda-tanda orang pengguna narkoba dan bahaya
yang dapat ditimbulkanya. Berharap apa yang aku sampaikan itu bisa menjadi ilmu
untuk membentengi anak-anak dari penyalahgunaan narkoba.
Uhhhh...,
begitulah kegiatan dan pengalamanku di bulan ramadan ini. Memang ramadan penuh
berkah dan makfirah, semua orang akan senang menyambutnya. Pahalapun melimpah
diberikan Allah swt.
Apalagi
kalau bisa melakukan kegiatan bermanfaat seperti ini, pastinya ada doorprize khusus yang disediakan Allah
swt di akhirat kelak. Amin, amin ya Allah. Maka kepada Allah jualah aku
berserah diri atas segala kekurangan dan kelemahan ini.
2 comments
Write commentsmemang desa air sialang oke tu. kecamatan samadua.
Replyoh ya, sy di sawang. hehe
Terimakasih,, Salam kenal, :D jalan-jalan lah ke kampung kami Ichwan,,
Reply