GILA KARENA NARKOBA
Sungguh
menyedihkan saat seseorang terlibat di dalam lingkaran hitam yang disebut
dengan Narkoba. Bukan saja membahayakan kesehatan fisik, tapi juga kesehatan
mental dan spiritualnya yang dapat mengakibatkan ke gangguan jiwa.
Masalah
narkoba ini merupakan masalah yang serius, karena jika dibiarkan akan
menimbulkan berbagai macam permasalahan sosial, seperti pelecehan seksual,
perilaku tindakan kekerasan dan kriminal.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa indonesia telah ditetapkan sebagai darurat narkoba. Menurut
data dari Badan Nasional Narkotika (BNN) Indonesia, pada tahun 2011 prevalensi penyalahgunaan
narkoba mencapai 2,2 % atau 4,2 juta orang.
Jumlah
ini terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, dan pecandu. Angkanya
terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga pada tahun 2015 angkanya
diperkirakan meningkat menjadi 2,8 % atau setara dengan 5 juta orang (http://www.bnn.go.id/portal/).
Efek
dari penyalahgunaan narkoba ini pun tidak tanggung-tanggung. Banyak orang yang
dibuat gila oleh narkoba, hal ini dikarenakan oleh sifat zat yang terkandung di
dalamnya berupa adiktif, stimulan, depresan dan halusinogen.
Ke
empat sifat tersebut mempunyai efek tersendiri. Ganja, heroin, dan putau
misalnya, dapat menimbulkan kecanduan sehingga sulit untuk dihentikan
saat seseorang sudah pernah mencoba menggunakannya.
Narkoba
yang dikatakan bersifat stimulan dapat meningkatkan kerja jantung dan otak
sehingga mengakibatkan penggunanya cendrung lebih senang, berani dan
bersemangat. Biasanya digunakan oleh orang-orang yang mempunyai kepercayaan
diri yang rendah dan merasa sulit untuk tampil di muka umum, contonya ialah
kafein.
Sedangkan
jenis narkoba yang bersifat menekan sistem syaraf pusat, sehingga si pemakai
merasa tenang, tertidur dan sampai tidak sadarkan diri, merupakan jenis narkoba
yang bersifat deperesan.
Contohnya
adalah morfin. Para pengguna morfin biasanya sangat malas melakukan aktivitas,
karena sifat zat ini yang dapat mengurangi aktivitas fungsional tubuh.
Terakhir
ialah jenis narkoba yang bersifat halusinogen, contohnya kokain dan LSD.
Penggunanya akan mengalami efek halusinasi sehingga sangat sulit membedakan
antara yang nyata dan yang palsu.
Halusinasi merupakan presepsi yang abnormal pada
individu dimana ia sadar dan terjaga, namun ada stimulus pada reseptor panca
indra yang nyata di luar dirinya. Atau dengan kata lain adanya prsespsi tanpa
objek yang jelas.
Halusinasi
yang ditimbulkan dapat berupa halusinasi penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan dan perabaan. Orang-orang seperti inilah yang disangka gila, karena
banyak perubahan perilku yang ditunjukkan, seperti berbicara dan ketawa
sendiri.
Gila
Atau Mati
Hanya
ada dua pilihan untuk mereka yang kecanduan menggunakan narkoba. Gila karena
putus obat atau mati karena overdosis obat.
Menurut
data Badan Narkotika Nasional (BNN), tercatat tiap hari 40 pemakai narkoba
meninggal dunia. Jika dikalkulasikan per tahunnya sekitar 14 ribu jiwa
meninggal karena narkoba. Sedangkan total masyarakat Indonesia pecandu narkoba
yang sedang di rehab 4,5 juta jiwa dan ada sekitar 1,2 juta orang lainnya yang perlu segera
direhabilitasi (Serambi Indonesia, 8/04/2015).
Melihat
angka tersebut, maka tahun ini pemerintah bersama dengan BNN, TNI/Polri,
penggiat anti narkoba dan Lembaga Swadaya Masyarkat lainya, mendeklarasikan
Gerakan Rehabilitas 100.000 Penyalahguna Narkoba.
Rehabilitas
merupakan program pengobatan pada pasien penyalahgunaan narkoba. Yang namanya
proses pengobatan pasti ada dua kemungkinan akhir, yaitu sembuh dan bisa
melanjutkan hidupnya kembali atau mati dengan sia-sia karena keterlambatan.
Ilsutrasi kekejaman narkoba merenggut nyawa, dan jiwa Sumber foto dari Google |
Mereka
yang terselamatkan melaui program rehabilitasi tidak sepenuhnya bisa sembuh dan
lepas dari jeratan narkoba. Sebelum mereka sembuh ada masa-masa sulit yang
harus dilaluinya. Malah ada yang gila karena narkoba.
Kebanyakan
pasien yang saya temukan di Rumah sakit jiwa pada saat praktek, mempunyai
riwayat penggunaan narkoba. Dan mereka rata-rata berusia antara 18-35 tahun
yang merupakan usia produktif.
Relawan Griya Schizofren Aceh berkunjung ke RSJ menemui pasien gangguan jiwa karena narkoba yang rata-rata berusia remaja |
Dari
sekian banyak pasien yang saya wawancarai rata-rata mereka tidak ingin kembali
lagi ke lingkaran hitam narkoba. Mereka menyesal pernah mengenal yang namanya
narkoba. Berdasarkan pengakuan salah seorang pasien, dia sempat diperlakukan
tidak manusiawi karena masalah narkoba.
Dia
dianggap gila karena sering marah-marah yang tidak jelas dan berbicara sendiri
bahkan keluyuran di jalan. Akhirnya dia diikat dan dipasung karena telah
meresahkan banyak warga.
“kaki dan tangan saya diikat dengan rantai
dan saya tidak dibolehkan kemana-mana” kata salah seorang pasien jiwa yang
berinisial A.
Tiga
tahun menggunakan ganja, sabu, dan kokain membuat dirinya mengalami gangguan
jiwa, yang pada akhirnya dia harus dirawat di rumah sakit jiwa. Selain A, masih
banyak pasien lainnya lagi yang mengalami gangguan jiwa karena narkoba. Bahkan
ada yang masih berumur 17 tahun di rawat di rumah sakit jiwa karena efek dari
pemakaian narkoba.
Walaupun
sebelumnya sudah pernah di rehabilitasi, namun sangat besar kemungkinan seorang
pencandu berisiko mengalami gangguan jiwa. Apalagi ditambah dengan adanya
faktor keturunan dari orang tua yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Remaja dan Narkoba
Ilustrasi penggunaan narkoba di kalangan remaja Sumber foto dari Google |
Risiko
terbesar dari penyalahgunaan narkoba ada pada remaja. Beberapa hal yang
menyebabkan maraknnya penggunaan narkoba dikalangan remaja adalah rasa
peanasaran ingin mencoba atau memakainya.
Dimulai
dari coba-coba akhirnya ketagihan sehingga sulit untuk berhenti. Akibatnya
remaja merasakan enak sesaat, namun lupa bahwa masa depannya sedang terancam
oleh jurang narkoba.
Ilustrasi narkoba berakibat buruk bagi remaja Sumber foto dari Google |
Fenomena penggunaan narkoba dikalangan remaja setiap tahunnya selalu
meningkat. Tak terkecuali Aceh yang merupakan tempat produsen narkoba terbesar
di Asia Tenggara setelah Thailand. Tercatat sepanjang 2014, polda Aceh
sedikitnya menemukan 64 hektar ladang ganja yang tersebar di 32 titik di
pegunungan Aceh Besar dengan jumlah tanaman hampir 300 ribu batang
(okezonenews.com, 29/08/2014).
Begitu
juga dengan kasus peredaran narkoba di Aceh, begitu mudah didapatkan bahkan
anak SD pun bisa membeli dan menggunakannya. Entah kerena lemahnya peraturan
hukum yang berlaku atau kelalaian dari orang tua, para remaja ini terancam
masuk ke dalam jurang narkoba.
Liputan
ekslusif serambi tentang melirik bisnis sabu di penjara yang terbit pada
tanggal 4/4/2014 lalu, telah membuktikan betapa lengahnya hukum kita, karena
tempat sebenarnya orang yang menjadi hukaman berubah menjadi lahan bisnis.
Begitulah
fenomena yang terjadi saat ini, sehingga wajarlah banyak yang dibuat gila
karena narkoba. Maka dari itu jangan sampai kita atau orang-orang terdekat kita
gila karena narkoba.
9 comments
Write commentsSemoga keluarga kita terbebas dari narkoba ya Yelli. Semoga Indonesia bisa bebeas narkoba juga. Aamiin.
ReplyNice writing Yelli
ya..,semoga aja ya bu, semoga generasi ini bebas dr narkoba supaya ada yg memimpin negri ini secra benar., :D
Replyspeechless dengan kelakukan anak-anak yg terjerumus di narkoba, ada aja alasannya ya.. sedih kali liatnya
ReplyYa.., begitulah keadaannya sekarang kak. Kalau tidak dibentengi dengan iman, memang habislah generasi sekarang diambil narkoba.
ReplyIya serem ya, Mba. Apalagi sekarang banyak diperdagangkan dalam bentuk permen lucu-lucu yang sasarannya anak2 SD. Duuuh... JAHAP!
ReplySaling Follow blog ya, mba. Ditunggu kunjungan baliknya ^_^
Makanya kita harus edukasi anak, atau adik2 kita supaya tidak membeli jajanan seperti itu. Ok mbak, akan di follow back.
Replyserem banget ya zaman sekarang
Replymesti hati2 dan edukasi anak dengan ilmu dan iman biar ga terjerumus
Iya mbak, harus membekali anak dengan pengetahuan dan iman.
Replysaya tidak setuju dengan argumen anak sd di aceh dengan mudah mendapatkan barang haram tersebut...tidak ada fakta data yg terkait dengan itu...jangan memojokkan aceh seolah olah surganya barang terlarang...akan tetapi kalau ganja aceh memang pengahasil terbesar di indonesia..itu karena masyarakat aceh sendiri yang malas..kerja ga mau tapi untung harus gede..
Reply