Pemberdayaan Perempuan dengan Cara Merajut
Oleh
Yell Saints
Kalau
berbicara tentang rajut, pasti diidentikan dengan kaum perempuan. Padahal
menurut sejarahnya rajut ditemukan oleh kaum pria dari Jazirah Arab, Timur
Tengah. Tujuan dari pembuatan rajut ini pada mulanya untuk membuat permadani. Kemudian
oleh para pedagang Arab, hasil permadani rajutan tersebut dijual ke berbagai
belahan dunia, hingga tersebar di Eropa dan Asia. Keterampilan merajut ini lalu dipelajari oleh negara-negara kolonial
seperti spanyol, inggris dan belanda.
Pekerjaan
merajut juga menjadi hal yang populer dikalangan bangsawan inggris. Bahkan
merajut merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh wanita
bangsawan di Inggris pada masa Victoria. Sedangkan di pesisir Inggris, ada satu
daerah yang mempunyai tradisi bagi seorang calon mempelai wanita, harus membuat
sweater untuk di hadiahkan kepada calon suaminya pada hari pernikahan mereka.
Sedangkan
di Indonesia, budaya merajut didapat dari orang-orang belanda yang datang ke
Indonesia di masa penjajahan. Keterampilan inilah yang diajarkan oleh para noni
Belanda kepada perempuan pribumi Indonesia. Dikarenakan saat itu keterampilan
ini hanya diajarkan kepada kaum perempuan, maka pekerjaan ini lebih
diidentikkan dengan kaum perempuan. Merajut kemudian menjadi kebiasaan ibu-ibu
rumah tangga dan para lansia untuk mengisi waktu luangnya. Saat ini merajut
menjadi sebuah keterampilan yang bisa digunakan untuk pemberdayaan perempuan,
karena banyak usaha rajut yang berhasil menjadi usaha rumah tangga.
Keterampilan Perempuan
Meskipun
perempuan tidak diwajibkan bekerja, untuk menambah penghasilan dari suami, tapi
hendaknya mereka harus mempunyai salah satu keterampilan yang bisa digunakan.
Baik itu dari segi memasak, menjahit maupun dalam bentuk kerajinan tangan
sperti rajut misalnya. Keterampilan diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan
perempuan dalam segi ekonomi, karena saat keterampilan itu dibuat menjadi
sebuah usaha maka tentunya akan mendapatkan penghasilan.
Saat
ini pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk melakaukan pemberdayaan perempuan,
dengan cara memberikan berbagai pelatihan keterampilan. Pelatihan ini berguna
untuk bekal, bagi perempuan dalam membuka usaha dari keterampilan yang mereka
miliki. Keadaan ekonomi yang sulit dalam sebuah keluarga dapat memicu konflik
dalam rumah tangga. Sehingga banyak kekerasan yang terjadi di rumah tangga dan
sasaran korbannya ialah kaum perempuan.
Kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) marak terjadi, lantaran kaum wanita dianggap tidak
mempunyai penghasilan. Akan tetapi di lain sisi saat wanita bekerja dan
kerjanya itu harus meninggalkan rumah, juga akan menjadi permasalahan. Kaum
perempuan yang bekerja, terkadang melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah
tangga akibat beban kerja yang tinggi di tempat kerjanya. Lagi dan lagi konflik
baru terjadi yang mengakibatkan perempuan menjadi sasaran perilaku KDRT oleh
pasangannya.
Oleh karena itu, kaum perempuan hendaknya
mempunyai keterampilan supaya bisa menghasilkan dari segi ekonomi. Keterampilan-keterampilan
yang diajarkan kepada perempuan, seperti rajut misalnya tidaklah menyulitkan
kaum perempuan. Karena selain pekerjaannya mudah, merajut bisa dilakukan dimana
saja termasuk di rumah. Banyak usaha-uasaha rajut bearasal dari usaha rumah
tangga, yang pengrajinnya itu adalah ibu-ibu rumah tangga. Penghasilan dari
merajut dapat menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan harian dalam rumah
tangga.
Peluang Usaha
Merajut
dapat menjadi peluang usaha yang potensial. Bukan karena modalnya yang mudah
dan terjangkau, tapi juga pasar atau peminatnya yang tidak pernah menurun. Dari
dulu sampai sekarang, rajut tetap diminati oleh banyak orang. Permintaan pasar
terhadap barang buatan tangan ini selalu meningkat. Karena barang-barang yang
terbuat dari rajut lebih tahan lama dan kuat. Sehingga para pengrajin rajut
masih tetap eksis sampai sekarang. Motif dan bentuk dari barang-barang buatan
rajut juga bermacam-macam, sehingga orang tidak bosan dalam menggunakannya.
Apalagi pada zaman sekarang yang dimudahkan
dengan teknologi dan komunikasi yang canggih. Para konsumennya bisa dijangkau
di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negri melalui pemasaran online di internet. Perkerjaannya pun
cukup mudah dan tidak perlu harus keluar rumah. Sehingga kaum perempuan tidak
disulitkan dalam keadaannya dalam berusaha melalui keterampilan yang meeka
miliki. Tapi, tentunya harus dibarengi dengan kreativitas supaya produknya laku
di pasaran, dan mampu bersaing dengan produk lain.
Kreativitas
sangat diperlukan dalam merajut. Tanpa kreativitas barang-barang hasil dari
rajut, susah untuk dipasarkan dan membosankan. Oleh karena itu harus jeli
melihat dan mempelajari apa yang dibutuhkan pasar. Unsur-unsur yang berkaitan
dengan kebudayaan dan seni juga bisa dimasukkan untuk mengangkat kearifan lokal
dari satu daerah.
Misalnya
Aceh yang terkenal dengan ukiran dan kaligrafi yang menarik. Hal ini bisa
digunakan dalam membuat motif-motif yang berkaitan dengan seni dan budaya
tersebut. Seperti yang dilakukan oleh pengrajin rajut di Gampong Air Sialang
Aceh Selatan. Motif tas rajut yang dibuat
berdasarkan dari motif kasab aneuk
jame. Setiap motif, mempunyai makna tertentu yang mencirikan ke khasan
daerahnya. Dengan cara-cara seperti inilah, menarik para konsumen. Selain itu
juga bisa menjadi ajang promosi seni dan budaya melalui barang-barang hasil
rajut.
Jadi
keterampilan merajut yang selama ini hanya untuk mengisi ke kosongan, jika
dipadukan dengan kreativitas dapat menjadi ladang bisnis bagi ibu rumah tangga.
Hal ini tentunya dapat meberdayakan kaum perempuan dan mengurangi angka
pengangguran bagi perempuan. Tidak hanya dengan mereajut, namun
keterampilan-keterampilan lain seperti memasak dan menjahit juga bisa digunakan
untuk membangun ekonomi mikro yang berskala rumah tangga. Sehingga ke depannya
masyarakat lebih siap menghadapi tantangan kerja kedepan dalam pemberlakuan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Produk rajut dari Yell Saints Rajut
Bisa pesan sesuai selera, (085260080834)