Trend Menggunakan Sepeda
Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Udara
Oleh Yelli Sustarina
Pencemaran udara yang
semakin meningkat akibat dari kegiatan manusia seperti pengunaan kendaraan
bermotor, telah membuat manusia sadar akan pentingnya menjaga dan mencintai
lingkungan. Pengurangan penggunaan kendaraan bermotor merupakan salah satu
upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan udara. Para pencinta bumi dan
lingkungan mulai melirik sepeda kembali untuk digunakan sebagai alat
transportasi, sehingga pengggunaan sepeda semakin menjadi sebuah trend saat
ini.
Banyaknya komunitas pencinta sepeda menjadi bukti konkrit bahwa
masyarakat sudah mulai memperhatikan keadaan bumi dan lingkungan. Penggunaan
sepeda belakangan ini tidak hanya sebagai pilihan hobi, tetapi jiga digunakan
sebagai alat transportasi untuk pergi dan pulang dari tempat kerja.
Sepeda yang merupakan salah satu alat transportasi pada zaman era 80-an ini,
sekarang sudah menjadi salah satu pilihan kendaraan favorit bagi para pencinta
lingkungan. Dengan dilatar belakangi oleh gaya hidup go green, sepeda dipercaya sebagai alat transportasi yang hemat
energi, biaya, dan sekaligus menyehatkan tubuh.
Komunitas
Bersepeda
Trend bersepeda semakin
marak di karenakan munculnya komunitas bike to work yang di pelopori oleh Toto
sugito. Beliau bertekad menggunakan
sepeda untuk mengurangi polusi di indonesia dan menggalang teman-temannya untuk
menggungakan sepeda ke kantor, sehingga terbentuklah komunitas bike to work (B2W). Bersama para anggota
B2W, ia mencoba kampanye pertama B2W
yang dihadiri oleh 150 pesepeda pada tanggal 6 Agustus 2004. Setelah itu setiap
bulan B2W aktif mengadakan kampanye rutin. “Dalam
kampanye itu mereka memakai jargon ’Bintaro-Kuningan Satu Jam Saja’
agar menarik perhatian.
Selain itu ada juga
komunitas bike to campus yang sudah
diterapkan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Indonesia. Mereka menggerakkan
kegiatan bersepeda, dengan diresmikannya layanan sepeda kampus bertema UGM Ngepit. UGM Ngepit
adalah himbauan untuk bersepeda bagi aktivitas akademika Universitas Gadjah
Mada. Kegiatan bersepeda pun digerakkan sebagai upaya UGM untuk mengurangi gas
emisi bahan bakar kendaraan yang menyebabkan polusi udara di lingkungan kampus.
Kemudian UGM mulai tahun ajaran 2011/2012 menghimbau mahasiswa barunya untuk
bersepeda ke kampus. Sarana yang mendukung seperti layanan sepeda kampus,
stasiun sepeda kampus, jalur alternative sepeda dan kantong parkir kendaraan
pun mulai disediakan di setiap unit kerja yang ada di UGM.
Pemberlakuan
“Car Free Day” (CFD)
Pemerintah daerah juga
membantu maraknya pengguna sepeda
dengan adanya pemberlakuan “car free day” (CFD) atau hari bebas kendaraan
bermotor. Pemerintah menetapkan CFD di kota-kota besar di Indonesia, sebagai
ajang sosialisasi pada masyarakat. Pada hari bebas kendaraan bermotor,
kendaraan bermotor dilarang melintas. Selama beberapa jam, jalanan menjadi
milik para pejalan kaki dan pengguna kendaraan tanpa mesin, baik sepeda, becak,
sepatu roda, otopet, dan lain sebagainya. Pada 22 September adalah hari yang
ditentukan sebagai perayaan “Car Free Day International”. Lebih dari 150 negara
ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersepeda, atau sekedar berjalan kaki di
jalan utama, di pusat kota, yang biasanya dipenuhi dengan kendaraan bermotor.