I love writing
GUNAKAN
TULISAN SEBAGAI SENJATA
Benar nggak ya...,
tulisan itu bisa dijadikan senjata? Yang benar saja? memang bebar koq, malah
100% benar. Buktinya dengan tulisan seseorang bisa mengekspresikan perasaannya,
bisa menumpahkan emosinya, bisa mengkritik orang lain dan bahkan menyerang
dengan menuliskan kata-kata hujatan untuk orang yang tidak disukainya (tapi
ingat, itu bukan untuk ditiru). Bukannya menjadi senjata tapi malah menjadi
bumerang bagi penulisnya. Tulisan akan menjadi sebuah senjata yang paling ampuh
jika digunakan dengan tepat dan benar. Dengan tulisan kita bisa menyampaikan
apa yang kita inginkan, yang tentunya sesuai dengan aturannyalah. Orang akan lebih mudah menerima pesan yang kita
sampaikan dengan tulisan jika di bandingkan dengan bahasa lisan. Maka ada
sebuah kalimat yang tepat untuk mengungkapkannya; “Saya dengar saya lupa, saya baca
saya ingat, saya tulis saya mengerti”. So, sekarang bagaimana caranya
menggunakan tulisan itu sebagai senjata? Ya.., gunakan saja. Gitu aja koq
repot! Hehehe.., just kidding. Kalau semua tau caranya pasti lebih banyak orang
yang menulis dibandingkan bicara, Right! Dan tentunya saya tidak perlu
repot-repot lagi untuk menulis tulisan ini. Akan tetapi kenyataannya masih
banyak yang bermulut besar dan bertangan besi (kayak robot saja), tidak mau
menulis tapi membuka mulut lebar-lebar supaya di dengar banyak orang (capek
deh..,). Contohnya seperti para pendemo yang membawa toa besar-besar agar
keinginannya bisa didengar. Kenapa tidak menggunakan senjata tulisan saja untuk
melumpuhkan lawan! Emm.., begitulah budaya kita, tidak bisa mengunci mulut tapi
mengunci tangan.
Oce…., jangan terlalu
banyak mengubar masalah, kita di sini mencari solusi, are n’t we! Hal utama
yang perlu diperhatikan ketika ingin menggunakan tulisan sebagai senjata adalah
mengetahui untuk apa saya harus menulis? Jika di analogikan ke dalam sebuah
perperangan; untuk apa saya harus berperang? Tentunya setiap orang mempunyai
jawaban masing-masing, Right! Dengan begitu seseorang mempunyai target tertentu
saat menulis.
Ketika saya mengikuti
seminar dan pelatihan jurnal/karya ilmiah yang diadakan oleh IKAMBA(ikatan
mahasiswa banda aceh), dipaparkan ada beberapa alasan mengapa kita harus
menulis. Yang salah satunya merupakan alasan bagi saya menulis tulisan ini dan
membagikannya kepada teman-teman. Yups…, tanpa memperpanjang kalimat yang sudah
panjang, mari kita lihat beberapa alasan berikut. Here we go..,
1. Membuat
diri bisa dikanal banyak orang
Menulis akan membuat kita selalu diingat
banyak orang walaupun kita sudah tidak ada lagi di muka bumi ini. Contohnya
seperti Einstein dengan teori-teori besarnya. Orang tidak akan mengetahui siapa
Einstein dan bagaimana karyanya. Teorinya akan hilang dan dilupakan jika ia
hanya mengatakan kepada orang lain mengenai apa yang ia temukan. Di sinilah
tulisan dijadikan senjata untuk memperkenalkan diri kepada dunia.”siapa saya
dan apa yang saya hasilkan sehingga nama saya tetap dikenang walaupun suatu
saat saya sudah tiada”. Kepinginkan namanya bisa terkanal seperti Einstein,
makanya gunakan senjatamu.
2. Pengemabangan
diri
Alasan kedua ini penting di catat untuk
mereka yang selalu ingin tumbuh dan berkembang kearah yang lebih positif
(bukannya mengembang seperti balon ya.., yang isinya kosong). So, koq bisa
tulisan menjadi sebuah alat pengembangan diri? Karena orang yang menulis,
secara otomatis ia menjadi suka membaca. Mana ada orang yang bisa menulis tanpa
pernah membaca atau mengetahui kejadian di sekitarnya! (apa yang mau ditulis,
orang membaca saja nggak pernah). Jadi ketika ingin menulis, perlu banyak bahan
yang harus dibaca dan diketahui. Sehingga pengetahuan dan pengalaman jiwa
seorang penulis jauh lebih luas di bandingkan orang yang hanya ngomong besar,
tetapi kosong. Satu poin lagi yang bisa dijadikan senjata bagi seorang penulis,
yaitu senjata untuk berburu pengetahuan dan pengalaman.
3. Self
teraphy
Di saat seseorang yang sedang mengalami
masalah dan ia menulisakanya maka ada terapi diri baginya. Karena menulis
merupakan proses pengeluaran emosi. Saya yakin teman-teman pernah mengalami kegalauan
di dalam hati, apalagi trendnya anak muda di tahun 2012 ini serba Galau (aneh
ya…, masak kata negatif begini di jadikan trend, tapi ingat.., bukan untuk kita
yang berjiwa sukses). sebenarnya emosi ini bisa dituangkan ke dalam tulisan dan
bisa jadi akan menjadi sebuah karya seni yang bernilai jual mahal. Seperti
menuliskan cerpen, puisi, lagu sesuai dengan perasaan yang sedang dialami.
Selain membuat perasaan penulis menjadi lega, karya yang dihasilkan tidak hanya
menjadi milik pribadi bagi yang menulisnya, tapi juga bisa dirasakan oleh orang
lain yang sedang memilki perasaan sama dengan penulis. Hasil karya yang
dihasilkan penulis merupakan gejolak social yang muncul dalam diri penulis.
Dengan menuliskan persaan galau atau amarah tersebut, maka ia bukan lagi
sekedar galau atau amarah yang di penuhi rasa benci dan dendam, tapi bisa
menjadi karya seni yang indah dan fenomenal. Maka lahirlah novel, cerpen dan
lagu-lagu yang fenomenal saat sekarang ini. Inilah yang disebut tulisan sebagai senjata pelawan
galau.
4. Pendapatan
tambahan
Uang bukan segala-galanya, tapi
segalanya butuh uang. Kalau tulisan bisa dijadikan uang, ya.., lumayan! That’s
great Right. Kita tidak membutuhkan ruangan yang kusus untuk menulis, karena
menulis merupakan pekerjaan yang fleksibel. Kita bisa melakukan dimanapun dan
kapanpun kita mau, apalagi dengan kemudahan informasi teknologi sekarang ini.
Yang memungkinkan tulisan kita mempunyai peluang besar untuk diterbitkan ke
berbagai media. Ya.., pastinya ada komisinyalah bagi penulis (lumayan untuk
mendapatkan penghasilan tambahan). So that, tulisan bisa dijadikan senjata
untuk mengatasi masalah keuangan.
Jadi, jelaskan, bagaimana tulisan bisa
jadi senjata. Apalagi kita sebagai seorang mahasiswa yang selalu harus
berhubungan dengan tulisan. Tentunya ketika ingin menyelesaikan setiap study
mulai dari S-1, S-2, S-3, harus membuat
sebuah tulisan ilmiah sebagai prasyarat kelulusan. Di tambah lagi dengan
keputusan Dikti baru-baru ini yang mewajibkan setiap jenjang pendidikan
perguruan tinggi harus menulis karya ilmiah yang terbit pada jurnal ilmiah. Jadi
repotkan kalau kita tidak membiasakan menulis dari sekarang. Maka dari itu,
perlu kesadaran bagi kita betapa pentingnya menulis. Sebelum nasi jadi bubur
dan bubur di makan juga (hehehe.. g’ nyambung ya) sinsingkan lengan bajumu dan
ambil pulpen dan buku mulailah menulis. Tidak ada cara lain kecuali kita harus
mempersiapkan senjatanya dari sekarang. Oce guys.., I think all is done.
Mudah-mudahan bisa berguna dan menjadi pembelajaran bagi kita agar senang
menulis. Begitu juga apa yang saya tulis ini
bisa menjadi sebuah kesenangan bagi pembacanya. Mohon maaf jika masih
banyak kekurang, maklum penulis sedang mengamalkan ilmu yang di dapatkanya.
Jadi masih dalam tahap try and error. Kritik dan saran sangat di butuhkan
penulis dari para pembaca. Okay.., see U in next writing. Bye..bye... :)
1 comments:
Write commentsInspiratif ...
Reply