Mengaktifkan Fungsi Keluarga untuk Mendidik "Kids Jaman Now"

Rabu, Agustus 01, 2018 0 Comments A+ a-



Matanya begitu tajam menatap adik sepupunya yang sedang asyik bermain gadget. Dengan wajah penuh emosi, dia mengepalkan tangan sembari melayangkan satu pukulan mengarah ke perut neneknya. Beruntung perempuan tua itu cepat menangkis pukulan dari gadis kecil yang dari tadi mengamuk karena tidak diberikan gadget. 
“Kamu ini kenapa? Nggak malu dengan tamu-tamu nenek, pulang sekolah langsung marah-marah seperti ini,” ujar perempuan tua yang mengasuh kedua gadis kecil yang berusia sekitar empat dan enam tahun itu.  
Bukannya diam, kedua gadis itu pun saling berebut gadget milik neneknya. Si kakak merebut paksa gadget yang sedang dimainkan adiknya. Sontak si adik menangis karena dia sedang menggunakan gadget neneknya. Perempuan tua itu pun kewalahan mengurus kedua cucunya yang dititipkan oleh anak-anaknya karena bekerja.  
Aku yang sedari tadi melihat tingkah dan perilaku kedua gadis itu mencoba untuk meleraikan, tapi tak ada gunanya karena mereka semakin beringas teriak, merangung, saling pukul untuk memperebutkan benda persegi yang di dalamnya terdapat games, video, foto, dan lagu-lagu. 

**** 

Kasus Kids Jaman Now 

Kejadian seperti kasus di atas sudah lumrah kita temui sekarang. Di era kekinian ini, peran orang tua digantikan oleh benda-benda canggih seperti gadget. Bahkan si anak tidak masalah bila tidak ada orang tua di sampingnya, asalkan ada gadget di tangannya. Bila hal ini terus berlanjut, bagaimana perilaku generasi ke depan? 

Tidak bisa dipungkiri, di era kekikinian mana ada anak zaman sekarang yang bahasa kerennya kids jaman now tidak mengenal gadget. Perkembangan teknolgi yang begitu cepat menggiring masyarakat untuk ikut menggunakan barang-barang yang diahasilkan teknologi tersebut. Namun, jangan sampai kehadiran tekonologi itu justru mengganggu fungsi keluarga dan menggantikan peran orang tua. 

Ilustrasi, kids jaman now melek teknologi

Pada dasarnya teknolgi diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia, tapi tidak menggantikan peran vital seperti peran orang tua. Terutama di dalam keluarga yang di dalamnya terdiri atas ayah, ibu, adik, kakak, nenek, dan kakek, tergantung tipe keluarganya. Semua itu perlu interaksi antar sesama supaya fungsi keluarga bisa berjalan dengan optimal. 

Kita tidak bisa menyamakan mendidik kids jaman now dengan mendidik anak di era sebelum 90-an. Di mana dulunya informasi sangat terbatas termasuk hiburan dan permainan. Informasi pertama yang didapat anak ialah dari orang tua, guru atau kerabat terdekat, sehingga kontrol informasi itu berada pada orang-orang terdekat anak. 

Berbeda dengan era kekinian yang sumber informasi tidak hanya sebatas dari orang terdekat, tapi juga dari gadget yang mereka gunakan. Bukan hal yang sulit bagi kids jaman now untuk memperoleh informasi yang ingin diketahuinya, semua bisa diaksesnya dengan teknologi canggih masa kini. 

Mempersiapkan Generasi yang Cerdas Digital
Sumber dari : sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Orang tua tidak bisa mencegah anak untuk tidak terlibat dalam memperoleh informasi melalui gadget karena selain dampak negatif yang ditimbulkannya, banyak juga dampak positif untuk menunjang pendidikan anak. Oleh karena itu, mempersiapkan generasi yang cerdas digital sangatlah diperlukan karena bukan gadget-nya yang salah, tapi orang tualah yang harus mengaktifkan kembali fungsi keluarga supaya bisa mengontrol anak dengan gadget-nya. 

Fungsi Keluarga 

Menurut Friedman, (2010) fungsi keluarga terdiri atas fungsi afektif, sosial, perawatan kesehatan, reproduksi, dan ekonomi. Untuk menjalani fungsi ini, peran orang tua sangat dibutuhkan sehingga anak tidak melulu berpatokan kepada gadget. Berikut akan aku jelaskan satu persatu bagaimana mengaktifkan fungsi keluarga di era kekinian. 

1. Fungsi afektif merupakan fungsi utama dalam keluarga untuk mengajarkan segala sesuatu kepada anak, sebelum ia mengenal atau berhubugan dengan orang lain. 

Adapun yang termasuk dalam komponen fungsi afektif keluarga ini yaitu; memelihara saling asuh, membina keakraban, saling menghormati, ikatan dan identifikasi, keterpisahan dan keterkaitan, pola kebutuhan respons, dan peran terapeutik. Dalam mendidik kids jaman now fungsi ini sangat diperlukan terutama pada komponen saling asuh dan membina keakraban. 

Orang tua perlu mengetahui bahwa keluarga bersifat konstan dalam hidup anak, maksudnya mereka membutuhkan asuhan secara terus menerus hingga dewasa. Mengasuh anak bukan saja urusan ibu, tapi juga ayah, kakek, nenek dan lainnya yang berada dalam keluarga tersebut. 

Keluarga besar sangat diperlukan untuk saling asuh dalam fungsi afektif keluarga

Memelihara saling asuh adalah memelihara anak secara bergantian antar sesama keluarga. Bila ayah atau ibu tidak ada bisa digantikan oleh peran nenek atau orang terdekat lainnya. Namun, tidak hanya melulu diasuh oleh ibu, ayah, atau neneknya saja, tapi bisa dilakukan secara bergantian sehingga anak mengenal anggota keluarganya. 

Asuh berhubungan dengan kebutuhan dasar seperti makanan, perawatan dasar seperti mengganti popok, pakaian, dan lainnya. Hendaknya semua keluarga terlibat dalam mengasuh anak sehingga anak merasakan keberadaan orang-orang terdekatnya. 

Jika komponen saling asuh berfungsi baik dalam keluarga, maka akan memudahkan membina keakraban dengan anak. Ketika anak akrab dengan keluarganya, dia akan merasakan penting berada di tengah keluarga sehingga bila ada pengaruh luar, tidak terlalu berefek kepada anak karena ia mempunyai #sahabatkeluarga. 

“Anak-anak yang bermasalah biasanya karena tidak ada atau minimnya saling asuh dari keluarga sehingga anak mencari tempat lain untuk mendapatkan pengasuhan”. 


2. Fungsi sosial merupakan fungsi yang universal dan lintas budaya yang dibutuhkan anak untuk kelangsungan hidup bermasyarakat. 

Budaya memainkan peran penting dalam agenda sosialisasi anak melalui pandangan tertentu, tentang menjadi orang tua dan perkembangan anak (Yoos, 1995). Perkembangan teknologi di era kekinian memunculkan budaya baru untuk menggunakan barang-barang teknologi tersebut walaupun belum menjadi kebutuhan anak. 

Misalnya anak-anak usia enam tahun ke bawah yang belum sepantasnya memiliki smartphone. Namun, orang tua memberikan karena dianggap kekinian dan untuk melalaikan anak. Dampaknya bila tidak didampingi dan diimbangi waktunya, anak akan sulit berinterkasi dengan orang lain di kehidupan masyarakat. Dia akan merasa nyaman dengan smartphone sehinga tidak memerlukan orang lain yang membuat anak anti sosial. 

Oleh karena itu, fungsi sosial ini perlu diaktifkan dalam keluarga kekinian dengan cara mengenalkan anak dengan budaya di sekitarnya, terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya dengan mengajak anak untuk salat berjamaah ke masjid, mengantarkannya ke tempat pengajian atau ke tempat pelatihan yang mengsah bakat dan kemampuan anak (musik, tari, olahraga, dan satra). 

3. Fungsi Perawatan Kesehatan merupakan fungsi esensial dan dasar di dalam keluarga. Fungsi ini tidak hanya berlaku saat anak sakit dan membutuhkan perawatan saja. Namun, bagaimana mempertahankan kesehatan anak supaya terhidar dari penyakit fisik dan juga emosional. 

Orang tua dapat dengan mudah mengidentifikasi penyakit fisik, tapi tidak untuk sakit secara emosional yang disebabkan oleh stress atau hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian anak. 

Oleh karena itu, orang tua hendaknya sering mengajak anak untuk berkomunikasi membahas hal-hal yang ada di sekitar anak. Tentunya komunikasi yang digunakan berbeda pada setiap anak sesuai dengan usia anak. 

Bila anak usia di bawah enam tahun teknik bercerita sangat efektif untuk berkomunikasi dengan anak. Beda dengan anak remaja yang lebih menyukai cara berdiskusi (curhat) dalam berkomunikasi. 

“Bila komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, fungsi perawatan kesehatan pun dapat berjalan sebagai mana mestinya karena orang tua mengetahui fisik dan emosional anak.” 

4. Fungsi Reproduksi merupakan salah satu fungsi dasar keluarga yang menjadi tujuan utama dibentuknya keluarga. 

Di sinilah keluarga baru belajar mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua sebelum kelahiran anak pertamanya. Terutama belajar tentang parenitng dalam menghadapi kids jaman now. 

5. Fungsi Ekonomi merupakan fungsi dasar dalam pemenuhan kebutuhan keluarga secara ekonomi. 

Fungsi inilah yang begitu diperioritas keluarga seolah bila kondisi ekonominya mapan, maka anak-anak bisa sejahtera. Namun, kenyataannya kebahagiaan anak tidak hanya sebatas kecukupan finansial dan fasilitas memadai. 

Justru anak-anak yang orang tuanya berkecukupanlah yang mengalami kesepian karena orang tuanya sibuk bekerja. Padahal fungsi ini merupakan urutan terakhir dari keseluruhan fungsi keluarga, tapi kebanyakan orang tua untuk mengejar kecukupan ekonomi justru mengabaikan fungsi lainnya yang lebih penting. 


Sama halnya dengan cerita pembuka tulisan ini, di mana setiap hari orang tua kedua gadis kecil itu sibuk bekerja. Akibatnya fungsi keluarga yang dijalankan tidak berfungsi secara optimal sehingga muncullah konflik di dalam keluarga. 

Kedua gadis itu pun menunjukkan perilaku buruk karena orang tuanya tidak berperan sebagaimana mestinya. Nah, bila kita sudah mengetahui bahwa fungsi keluarga tidak hanya sekadar fungsi ekonomi saja, marilah kita aktifkan fungsi keluarga lainnya untuk mendidik kids jaman now. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pendidikan Keluarga #sahabatkeluarga.