Gagal ke Pulau Dua, Makan Mie Kepiting Tangkap Jadinya
Kepiting tangkap pilihanku |
Pagi itu kami berencana pergi ke Pulau Dua,
Bakongan Aceh Selatan. Pulau yang menurut legendanya terpisah menjadi dua
bagian karena ditabrak oleh seekor naga, menjadi sangat fenomenal dengan keindahan
pantai, dan air lautnya yang bening.
Namun sayang seribu kali sayang, pulau itu
hanya bisa dilihat dari jarak jauh lantaran cuaca yang kurang bersahabat pada
hari itu. Akhirnya kami mengubah rencana untuk menyantap Mie Kepiting Tangkap
di salah satu cafe Bakongan.
Tempat Mie Kepiting Tangkap yang berada di jalan Nasional Medan-Tapaktuan |
Awalnya aku mengira mie kepiting disini sama
halnya dengan mie kepiting di tempat lainnya. Kita memesan menu, kemudian
menunggu hidangan datang, dan makan. Tapi tempat ini beda, kita boleh memilih
sendiri kepiting mana yang kita sukai, alias langsung pergi ke dapur, dan
melihat cara pengolahannya.
Kesempatan ini tentunya tidak aku sia-siakan,
akupun langsung bergerak menuju dapur. Ternyata oh., ternyata, kepitingnya
masih bergerak, dan berjalan di bak ukuran 3x1 meter. Kemudian sang koki alias
tukang masak ditempat itu, menanyakan kepiting yang aku inginkan. Lalu dia menangkapnya langsung dengan tangan.
Proese penangkapan kepiting yang berada dalam bak ukuran 3x1 meter |
Akhirnya jatuhlah pilihanku pada seekor
kepiting yang beratnya 1000 gram. Wuits.., besar juga ya! Dikarenakan kami
pesannya 3 porsi, jadi satu porsi kepitingnya 500 gram, berarti untuk 3 porsi
harus ada kepitingnya 1.500 gram. Akupun
menambah satu lagi kepiting yang beratnya 500 gram.
Satu ekor kepiting mencapai 1000 gram beratnya |
Setelah proses penangkapan kepiting-kepiting
tersebut, saatnya menyembelih atau memotong kepiting menjadi beberapa bagian.
Nggak mungkinkan satu kepiting itu kita sajikan satu piring, nggak muat
piringnyalah!
Prosesnya lumayan cepat, cukup memotong
kepiting menjadi dua bagian, kemudian dibuang kotoran, dan kulit belakangnya.
Lalu kepiting direbus sekitar 10-15 menit, barulah dicampur dengan mie kuning,
atau yang biasa kami sebut Mie Aceh. Satu porsi Mie Kepiting Tangkap ini
seharaga Rp57.000.
Kepitingnya dipotong dan dibersihkan dulu sebelum dimasak |
Lumayan sih harganyam, tapi Hmmmmm..., rasanya
menggugah selera. Memang sih, makannya agak sedikit ribet karena harus membuka
cangkangnya dengan menggunakan tang. Tapi,
ketika kita berhasil membuka cangkangnya, ada kepuasan tersendiri. Rasanya
gimana.., gitu, kayak berhasil menemukan harta karun yang penuh dengan
tantangan dan rintangan.
Setelah terbuka cangkanngya, kamu akan
menemukan dagingnya dengan tekstur yang halus dan lembut saat di makan, terasa
manis dan lezat banget di lidah. Rasanya pengen nambah lagi, lagi. dan lagi.
Beda banget dengan kepiting laut. Di cafe ini menggunakan kepiting air tawar,
yang langsung diambil dari sungai-sungai yang banyak dihunyi oleh buaya. Wuits...,
ngeri wak!
Penuh tantangan bangetkan mendapatkannya.
Jelaslah karena sesuatu barang yang susah untuk didapatkannya, tentu lebih
nikmat karena jarang orang bisa memilikinya. Pantaslah dengan harga kepiting
satu kilonya mencapai 100 ribu rupiah, namun tentu sebanding dengan rasanya
yang nikmat dan lezat.
Nyammi,,, enaknya Mie Kepiting Tangkap asal Bakongan ini |
Setelah puas makan mie kepiting tangkap
tersebut, kamipun pergi ke tempat pangkalan boat/sampan nelayan. Jangan kira
disini ada pelabuhannya, hanya hamparan pantai tanpa ada batu karang untuk
memudahkan sampan-sampan tersebut berlabuh di laut lepas.
Cuaca pada hari itu memang tidak mendukung,
tapi tidak menyurutkan semangat kami untuk berselfie ria di pantai tersebut.
Walaupun di dalam hati terbesit harapan untuk bisa melintasi lautan menuju
Pulau Dua yang eksotik itu, tapi apalah daya keadaan tidak memungkinkannya.
Ya.., semoga saja dilain kesempatan bisa menuju ke tempat tersebut.
Hanya bisa mengambil photo yang berlatar Pulau Dua belakangnya |
Transportasi yang digunakan menuju Pulau Dua ini yaitu Sampan-sampan nelayan seperti yang terlihat di belakang kami |
Hari sudah mulai gelap ditutup oleh kabut pembawa
partikel-partikel hujan. Jam pun sudah menunjukkan pukul 16.40 wib. Kami
mencari tempat shalat untuk melaksanakan shalat ashar, dan melanjutkan
perjalanan pulang menuju rumah yaitu di kecamatan Samdua.
Diperjalanan pulang, kawanku pun menawarkan untuk singgah ke salah satu cafe untuk menikmati jus nipah. Cafenya cukup unik, berada di atas sungai, seakan-akan tempat tersebut terapung seperti sampan.
Kita seakan-akan berada di atas kapal gitu |
Jus nipah ini mempunyai isi seperti kulang kaling, sejenis buah yang ada di
Aceh, dan bewarna putih. Rasanya hampir-hampir sama dengan kelapa muda, namun
rasanya lebih enak dibandingkan dengan kelapa muda. Cukup membayar Rp10.000
saja, sudah dapat satu buah jus nipah yang ditambah sirup merah sebagai pemberi warna.
Jus Buah Nipah |
Suasana di Cafe Jus Nipah, latarnya nggak kelihatan karena lagi hujan lebat |
So... sweet, tempatnya cukup romantis dengan
latar pemandangan sungai yang dikelilingi oleh pohon-pohon cemara di
sekitarnya. Cocok banget buat kamu yang tergila-gila dengan drama korea, tempat
ini bisa menghadirkan suasana romantis dengan pasanganmu, tentunya pasangan yang
halal ya!
Yups, itu dulu cerita perjalanan dengan
teman-teman masa kecilku. Ya., teman seperjuanganku dulu di dalam kelas, di
sawah, di pantai, di gunung, di sungai, pokoknya di alam terbukalah seperti si
Bolang (bocah petualang), dan
sekarang menjadi Solang (sobat petualang).
Tunggu cerita Solang di Trip berikutnya ya!
Solang siap nge-trip di episode berikutnya, Ehhh, yang belakang koq pada sibuk sendiri ya? |
22 comments
Write commentsjalan jalan terus mbak, tapi mantep bener dah kalo bisa milih kepiting sendiri.gede gede gitu...langsung kenyang
ReplyJadi pengin Ke Pulau Dua juga nih suatu saat, dan makan kepiting di situ.
ReplyWaaa... mie Aceh kepiting, ini enak banget. Apalagi kalau makannya di Aceh langsung ya. Kepitingnya nangkap dulu, matengnya lama dong ya? Haha ga sabaran kalo laper. Buah nipah saya baru tau. Ada yang typo, mba... so sweEt, bukan so sweAt :)
ReplyWaaa... mie Aceh kepiting, ini enak banget. Apalagi kalau makannya di Aceh langsung ya. Kepitingnya nangkap dulu, matengnya lama dong ya? Haha ga sabaran kalo laper. Buah nipah saya baru tau. Ada yang typo, mba... so sweEt, bukan so sweAt
ReplyYups.., yuk ke tempat kami, biar kami bawa ke tempat tersebut. :D
ReplyHehehe., yuk pulang kampung kak, biar kita pergi ke Pulau Dua.
ReplyHehehehe., terimakasih mbak, akan segera diperbaiki. Kalau ke Aceh jangan lupakan Mie Kepiting ini, apalagi Mie Kepiting Tangkap biar main2 tangkapan kita mbak :D
ReplyPenasaran sama rasa jus buah nipah itu Yel,,,
Reply*noted
Jadi semakin rindu pantai mbak karena liat postingan ini huhu maklum orang Bandung ga deket sama pantai hehehe
ReplyAti ati mbak kena capit.. Hehe
ReplySeru nih jelong2nya.. Saya jadi penasyaran jusnya itu..
Ati ati mbak kena capit.. Hehe
ReplySeru nih jelong2nya.. Saya jadi penasyaran jusnya itu..
mie kepiting??? belum nyoba tuh? bagaimana rasanya ya?
ReplyKalau penasaran, ayo datang ke Bakongan untuk merasakan Jus Nipah
ReplyKalau mau nikmatin pantai, air terjun, sungai dan pegunungan, datanglah keamari mbak, di Aceh Selatan terdapat semuanya!
ReplyUdah diikat capitnya, jadi aman untuk dipegang2. Hehehehe, segar banget loe mbak jusnya!
ReplyEnak banget mbak, lezat pastinya. Datanglah ke Aceh, maka mbak akan menemukan sensasi makan Mie Kepiting yang super eunakkk :)
ReplyYa ampun Yel itu kepiting menggoda bangettt jadi ngiler 😍
ReplyIya.., maknyus banget kepitingnya, membuat kita pengen balik lagi kalau udah pernah mencoba makan Mie Kepiting Tangkap di rumah makan itu.
ReplySebagai anak yg tinggal di pegunungan,,, aku selalu heran dengan makanan laut yang mahal tapi banyak yg syuuka... Pertama kali makan kepiting aku nyerah. Yang kedua kalinya baru tau cara makan kepiting yg benar itu gimana xD Wlopun ribet, tapi dagingnya enak...
ReplyItu kepiting sungai mbak, yang ada diantara bukit dan rawa. Itulah enaknya di kampung kami mbak, pantai dan pegunungan itu dekat banget mbak, makanya disebut juga dengan kota taluak/teluk dan tanjung.
ReplyJus nipah? Aku jadi penasaran soalnya di Jakarta belum nemu nih.
ReplyTrus kepitingnya duuuu gede banget.
Makanya ke Aceh mbak, ada tu jus buah nipah. :)
Reply