Who Care Leuser?

Sabtu, Desember 03, 2016 10 Comments A+ a-


Apa pentingnya sih peduli sama Leuser?, toh pohonnya masih banyak dan nggak penting-penting banget. Mending kepoin artis-artis korea atau trend fashion masa kini, biar dianggap gaul gitu.

Landscape Tanoh Gayo di kaki Gunung Leuser @lailapudica

Tanpa disadari banyak yang berfikiran seperti itu, termasuk aku sendiri. Itu sih dulu sebelum ikut acara Gathering Sosial Media #careleuser. Dan wajarlah kata Pak Ivan Krisna yang sudah lama berkecimpung di dunia Leuser, ketika ada postingan atau photo tentang Leuser yang Like hanya 30-an orang, tapi photo pasangan yang lagi suap-suapan, maaf bagi yang merasa sampai 300 orang yang Like.

Ini membuktikan isu Leuser belum lah seksi dan menjadi viral untuk diperbincangkan. Padahal isu ini sangatlah penting untuk dibahas, mengingat Leuser yang merupakan paru-paru dunia dan menjadi habitat hewan-hewan langka yang terancam punah.

Selain itu Leuser juga merupakan laboratorium alam yang menjadi tempat eksperimen bagi para ilmuan yang ingin mempelajari ekosistem di dalamnya. Tak jarang banyak peneliti lokal maupun asing yang datang untuk menggali ilmu di tempat yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1981 dan World Heritage pada tahun 2004 ini.

Tak kalah pentingnya Taman Nasional Gunung Leuser ini merupakan tempat sumber mata Air bagi  4 juta masyarakat yang tinggal di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Jika gunung ini rusak akibat jahilnya tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, kemana kita harus mencari sumber mata air?

Air yang berasal dari pegunungan Leuser @lailapudica

Haruskah Peduli?

Melihat banyaknya jasa Leuser yang diberikan kepada kita, haruskah kita peduli? Tentu, bahkan kita harus menjaga bahkan melindunginya. Memang kenapa?

Leuser telah dijamah oleh nafsu manusia yang menginginkan Leuser sebagai sumber untuk mencari rupiah tanpa memperhatikan kelestariannya. Hutannya di tebang paksa untuk dijadikan lahan sawit, hewan-hewan langka seperti Orang Utan, Gajah Sumatra, Harimau Sumatra dan Badak kehilangan habitatnya.

Penjamahan Hutan Leuser

Aku sangat terkejut saat bang Junaidi Hanfiah seorang jurnalis lingkungan yang menjadi narasumber pada acara Gathering tersebut, memperlihatkan kasus penjarahan Leuser.

Dari 1.820.726 ha luas Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) pada Januari 2016, tinggal 1.816.629 ha lagi pada Juni 2016. Sedangkan 4.097 ha hilang entah kemana selama rentang 6 bulan tersebut.

Begitu juga dengan ilegal loging, terdapat 984 kasus penjarahan hutan dengan mengambil kayunya saja tanpa ada penanaman kembali, sehinga jika dihitung terdapat 3.641,21 m3 kayu yang diambil.

Perambahan hutan dan pemburuan satwa liar pun juga tidak bisa dihindari. Ditemukan sekitar 1.600 kasus dengan luas rambahan hutan mencapai 6.205,9 ha.  Kasus pemburuan satwa liar mencapai 279 kasus dengan 250 perangkap dan 46 pelaku.

Melihat kasus diatas, wajarlah bencana tidak bosan-bosanya datang silih berganti, Hewan liar seperti Gajah dan Harimau Sumatra pun turun ke kampung dan merusak tanaman warga bahkan ada yang menyerang warga. Reaksi hewan-hewan tersebut tidak bisa kita salahkan karena manusia yang duluan mengambil habitat mereka. Lantas masihkah kita tidak peduli?

Evakuasi Korban Banjir di Aceh Singkil, http://www.tribunnews.com 

Leonardo Dicaprio pemain film Titanic yang juga peraih aktor film terbaik, dari Academy Award dan Golden Globe Award 2016 itu saja datang jauh-jauh dari Negara Paman Sam, ke Leuser untuk kempanye deforestasi lingkungan global.

Melalui film dokumenternya beliau menunjukkan ketakjubannya terhadap Hutan Leuser, tapi beliau juga menyayangkan akan ekspansi perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab rusaknya ekosistem yang juga menjadi sumber rantai makanan hewan-hewan langka seperti Gajah Sumtra, Orang Utan, Badak, Harimau Sumatra, dan hewan lainnya .
Kunjungan Leonardo Dicaprio ke Leuser

Sontak hal ini memunculkan respon emosional pengusaha sawit asal Aceh dan Anggota Komisi IV RI, yang sempat menjadi sorotan publik setelah kunjungan Leonardo pada Maret 2016 lalu. Mereka menuduh Leo melakukan Black Campaign dan mempunyai maksud lain selain kepentingan kelestarian lingkungan.

Aneh bangetkan pemerintah kita, diajak untuk peduli malah dituduh yang bukan-bukan, sabar ya Om Leo! Aku yakin banget postingan Om Leo tentang Leuser di instagramnya dilihat oleh jutaan orang di dunia, dan tanpa disadari cara itu telah membuat jutaan orang peduli terhadap Leuser.

Salah satu Photo di  Akun medsos Leo yang tembus 413k Like

Lantas kamu yang tinggal disekitaran Leuser, dan menggantungkan hidup di Leuser masihkah tidak peduli dengan isu ini? Tanpa Leuser yang menjadi sumber mata air di Aceh, yakinlah kamu tidak bisa segembira sekarang mengikuti trend korea, ataupun fashion, karena saat itu kamu sibuk berjuang untuk mendapatkan sumber mata air demi kelangsungan kehidupanmu.

Jadi, yuk kita sama-sama peduli lingkungan dengan menjaga hutan kita. #careleuser sebuah cara untuk mengkampanyekan lingkungan hutan Leuser. Anggaplah seperti semut yang menyiramkan setitik air untuk memadamkan Api Nabi Ibrahim, partisipasimu untuk peduli Leuser bisa memadamkan nafsu para penguasa yang ingin merebut Leuser dari tangan kita. 

Peserta Gathering Sosial Media #careleuser

10 comments

Write comments
Hiraeth
AUTHOR
03 Desember, 2016 21:50 delete

Keren yell, ijin catet beberapa data ya

Reply
avatar
04 Desember, 2016 14:24 delete

Aah leuser.. Kampung halamanku..Bagus tulisannya mba.

Reply
avatar
04 Desember, 2016 19:02 delete

ya.., kapan pulang kampung untuk menikmati leuser..,? :D

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
04 Desember, 2016 19:08 delete

Berkarya terus #GerakBersama utk menjaga Hutan - Hutan Leuser Paru-Paru Dunia.

Reply
avatar
Lestari
AUTHOR
04 Desember, 2016 19:25 delete

kereeeen... makasih ya kak Yelli atas ulasannya yang tajam :D

ijin menshare tulisan ini di blog kami ya?

Reply
avatar
04 Desember, 2016 19:46 delete

Siap Adun.., #careleuser

Reply
avatar
04 Desember, 2016 19:47 delete

Iya silahkan, dengan senang hati :)

Reply
avatar
Bai Ruindra
AUTHOR
14 Desember, 2016 00:53 delete

Leuser memang memberikan suguhan manis ya, semoga saja ke depan semakin menjadi perhatian pemerintah dalam mengupayakan yang terbaik untuk gunung ini.

Reply
avatar
14 Desember, 2016 06:17 delete

Amin.., semoga saja ya bg! Bertambah satu lagi positif untuk Aceh :)

Reply
avatar