Tips Menulis Opini Tembus Media Cetak, dari Redaktur Serambi Indonesia
Banyak
yang bilang susah banget tembus tulisan di media cetak (koran). Boro-boro mau
koran skala nasional seperti tempo atau
kompas, tingkat lokal seperti Serambi Indonesia (SI) saja, susahnya minta ampun. Itu sih
bagi yang nggak tahu tipsnya. Hehehe., macam udah mahir kalilah awak ne!
Bukan
begitu Sis and Mas Bro, meskipun opini aku sudah puluhan kali dimuat di SI, (cie., cie., pamer ne!)
sering juga koq ditolak, alias diabaikan begitu saja tanpa pemberitahuan. Sakit
bangetkan, ditolak! (Baper deh jadinya).
Opiniku yang diterbitkan Serambi Indonesia |
Ya.., iyalah secara gitu, yang
mengirimkan opini ke SI banyak banget. Kata Pak Yarmen Dinamika Redaktur Pelaksana
(managing editor) SI, sehari itu bisa 10 opini yang masuk ke redaksi. Wajarlah
seleksinya ketat. Jika opini kamu belum dimuat, mungkin karena ada beberapa
faktor yang menyebakan editornya tidak memilih opinimu itu.
Mau tahu apa saja alasannya...? Yuk kita lihat satu
persatu! Tips ini aku dapatkan langsung dari Pak Yarmen, saat mengikuti kelas
beliau di Forum Munulis Barsela (FMB). Keren bangetkan, bisa langsung belajar
dari hosting-nya, yang punya rumah
maksudnya, hehehe.
1. Yang paling utama alasan opini
tidak dimuat ialah terlalu mengemukakan problema/masalah, tanpa memberi solusi.
Opini yang begini tidak layak untuk diterbitkan, karena hanya mendatangkan
mudharatnya saja. Maksudnya...? Opini itu kan sebagai pencerah bagi pembaca,
kalau yang dikemukan masalah melulu, apa yang didapat pembaca? So., think about
that guys..!
2. Terlalu tendesius menyerang seseorang/lembaga.
Opini juga tidak akan dimuat, jika pembahasanya terlalu banyak memaparkan
kritikan untuk seseorang/lembaga.
3. Plagiat/mengambil tulisan orang lain.
Hati-hati dengan yang satu ini, jika diketahui tulisannya hasil plagiat,
bisa-bisa masuk daftar hitam SI alias di blacklist.
Tulisannya nggak akan pernah dimuat lagi, sampai waktu tertentu. So..,
hati-hati bagi yang suka copas, copas (copy paste) maksudnya.
4. Penulis masih kanak-kanak, dan tulisannya ke kanak-kanakan.
Minimal penulis berusia 15 tahun atau tingkat SMA lah. Terus tulisannya tidak
kekanak-kanakan. Maksudnya tulisan yang dibuat harus berdasarkan olah pikir/
menggunakan analisis yang kongkrit/nyata.
5.
Kumpulan pendapat pakar tanpa mengemukakan pendapat sendiri.
Ini sama halnya seperti pemulung yang mengutip beberapa tulisan orang, dan
kemudian disatukan dalam sebuah tulisan.
6. Ketinggalan momentum. Misalnya di bulan
Agustus ini, tulisan yang tepat ialah tentang semangat perjuangan atau
kemerdekaan. Tidak sangat cocok jika mengirimkan tulisan yang berkaitan dengan
hari Ibu atau Anak.
7. Berbau SARA. Sepertinya hampir semua tulisan baik itu dalam media cetak, atau online,
tidak menerima tulisan yang mengandung unsur SARA.
8. Terlalu panjang atau terlalu pendek.
Tulisan yang dimuat di SI biasanya berjumlah 750-1000 kata. Hal ini
dikarenakan, ruangan yang tersedia untuk rubrik opini terbatas. So.., kamu
harus memperhatikan jumlah katanya.
9. Mengirinkan tulisan yang sama ke beberapa media.
Ini juga akan masuk daftar blacklist SI. Pasalnya itu sama saja
tidak memberikan kepercayaan penuh kepada media yang akan menerbitkan tulisan
tersebut.
Kelas menulis FMB, 3 Agustus 2016 di Meuligo Barsela Rafli Kande |
Itulah Selebihnya kamu bisa menggunakan
teknik menulis apapun sesuai dengan gayanya kamu. Tentunya juga dilihat gaya bahasa
kepenulisannya jugalah. Masak dalam opini menggunakan bahasa alay dan lebay..,?
qan nggak sesuai dengan tempatnya!
Jika tulisan kamu masih belum dimuat, lihat lagi seberapa
besar usaha kamu dalam membuat tulisan itu, dan sesering apa kamu
mengirimkannya. Aku saja perlu penantian selama satu tahun, setelah setiap
minggunya mengirimkan satu tulisan ke SI. Perlu perjuangan Mas Bro dan Sista,
ya.., nggak? So.., tetaplah menulis dan jadikanlah menulis itu sebagai sebuah
kesenangan bagimu.
11 comments
Write commentsJadi kangen saat kerja di Serambi Indonesia. Belajar sama Pak Yarmen mmg banyak sekali ilmunya. Kpn2 bole ajak saya ya. Hehe.
ReplyBoleh banget mba sri., hubungi saya sja 0852 6008 0834
ReplyUntuk pengrimannya kemna ?
Replykirimkan ke serambinews@gmail.com
Replyterima kasih ilmunya :)
ReplyAssalammualaikum kak, boleh nanya gak, gimana cara ngirimnya? Maksudnya ngirim vi email kah? Kasih alamatnya dong kak🙏
ReplyWaalaikumsalam, kirimnya melalui email dengan subjectnya judul tulisan beserta nama kita. Kemudian lampirkan tulisan kita dalam bentuk word.
ReplyTulisakan di badan email maksud dan tujuan kita sebagai pengantar. Selamat mencoba.
maksudnya tuliskan di badan email bagaimana ya kak, mohon maaf sebelumnya. saya beru mau mencoba kak
ReplyKeren kk....
Replyapakah no hp juga ditulis dalam badan e-mail kak?
Reply