Pemuda Kreatif

Rabu, Oktober 29, 2014 0 Comments A+ a-

Baru saja kita memperingati hari sumpah pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober dan ini menjadi sebuah harapan baru lahirnya pemuda-pemuda yang kreatif. Seperti yang diberitakan Serambi (28/10/2014), bahwa pemerintah Aceh menuntut para pemuda untuk lebih kreatif dalam meningkatkan daya saing. Sehingga potensi yang ada pada pemuda dapat dimanfaatkan untuk membangun daerah menjadi lebih baik.
    Pemuda kreatif adalah pemuda yang mampu mengelola potensi atau bakat yang dimilikinya menjadi sesuatu yang berguna, sehingga menghasilkan barang dan jasa yang bernilai tinggi. Pemuda-pemuda seperti ini tidak suka berdiam diri atau berpangku tangan saat dihadapkan dalam suatu masalah. Mereka mempunyai inisiatif dan ide yang dapat mengubah masalah tersebut menjadi berkah, yang tentunya dapat menguntungkan.
    Tidak susah untuk menjadi kreatif, yang susah adalah kemauan untuk menjadi kreatif. Akan tetapi zaman sekarang mau tidak mau kita dituntut untuk menjadi kreatif, karena mengingat tantangan kedepan diberlakukannya era komunitas Asean 2015, dimana akan diberlakukan pasar bebas antar Negara anggota Asean. Disinilah akan dituntut kreativitas pemuda untuk bisa bertahan di era ini, bagi yang tau potensi dirinya maka dia akan mudah untuk menemukan kreativitas tersebut. Lantas bagaimana yang tidak mengetahui potensi dirinya?

Kenali Potensi Diri
    Sulit memang untuk mengenali potensi diri, bahkan masih banyak orang yang tidak tau apa yang menjadi bakat atau hobynya. Sulitnya untuk mengenal potensi diri dikarenakan kita terkadang kurang peduli terhadap krativitas. Untuk memuculkan kreativitas ada beberapa hal yang harus dilakukan, salah satunya yaitu membaca. Kita sangat jarang untuk membaca, padahal buku adalah sumber informasi yang dapat memunculkan imajinasi dan ide.
    Rendahnya budaya membaca dikalangan anak muda menjadi faktor utama rendahnya kreativitas. Andai saja kita mau meniru kebiasaan orang Jepang yang menghabisakan waktu-waktu senggang mereka dengan membaca, tentu kita bisa lebih baik dibandingkan mereka. Begitu besarnya efek membaca, sampai-sampai wahyu pertama turun kepada Rasulullah ialah iqra’(bacalah). Tapi sayangnya kita tidak mengambil pelajaran dari surah pertama tersebut. Kita lebih senang bergosip dibandingkan membaca. Jadi bagaimana bisa kreatif kalau begini?
    Untuk mengenali potensi diri carilah apa yang menjadi minat dan hal yang disukai. Biasanya akan muncul kepuasan dan kesenangan tersendiri saat kita melakukan pekerjaan tersebut. Ada yang mengatakan jika anda mengerjakan sesuatu hal yang membuat anda lupa makan dan tidur, tapi menambah gairah itulah yang disebut passion atau bakat. Jadi tinggal mengasah bakat tersebut menjadi sebuah potensi yang dapat dijadikan keahlian/skil, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa.
     Pekerjaan yang kita senangi akan memudahkan pencapaian hasil yang optimal. Pemuda yang bekerja dengan hoby dan sesuai dengan bakat dan minatnya akan lebih bergairah dibandingkan pemuda yang bekerja karena keinginan orang lain. Ini sangat sering terjadi, karena keinginan orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter, perawat atau pun guru misalnya, sedangakan anak tersebut mempunyai bakat dan minat lain maka secara tidak sadar orang tua tersebut telah merampas kreativitas anaknya. Orang-orang seperti inilah yang sering bekerja setengah hati pada pekerjaannya. Oleh karena itu, perlu mengenal potensi diri supaya tidak terjebak pada dunia kerja yang membosankan.

Mau jadi PNS atau Pengusaha?
Kerap kali pertanyaan ini dilontarkan kepada seorang yang akan masuk ke dunia kerja. Pemuda yang mempunyai potensi dan kreativitas tentu miilih membuka usaha sendiri dan menjadi pengusaha. Berat memang tantangannya untuk memulai usaha dari nol, pasti banyak rintangan dan tak jarang sering gagal, tapi inilah proses dari pembelajaran. Disinilah dituntut kreativitas untuk mempelajari kesalahan dan mencari cara lain. Secara tidak sadar kreativitas dan mental kitapun mulai terlatih, sehingga pemuda seperti ini akan lebih tangguh terhadap masalah.
Sayangnya keputusan untuk menjadi pengusaha sangat jarang diambil oleh para pemuda, karena alasan yang beragam. Dari beberapa orang teman yang saya tanyakan tentang rencananya setelah selesai kuliah, mereka lebih memilih untuk menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS) dibandingkan menjadi pemilik usaha. Pendapat mereka bahwa seorang PNS itu hidupnya enak, mendapat gaji tiap bulan, mendapat tunjangan ini dan itu, menerima uang pensiun dan mendapat jaminan hidup. Bahkan orang tua pun bela-belain anaknya untuk jadi PNS, kalau sudah PNS barulah disebut bekerja.
Keadaan seperti ini tentunya mematikan kreatifitas seseorang. Mereka terpaku dengan yang praktis, sehingga mengkerdilkan kreatifitasnya. Kita bisa bandingkan bagaimana tingkat kreatifitas dari seorang PNS dibandingkan dengan pengusaha. PNS hanya dihadapkan dengan pekerjaan yang sama dan sangat sedikit menggunakan kreatifitas. Sedangkan pengusaha mereka dihadapkan dengan berbagai tantangan dan saingan, sehingga kreatifitas sangat dituntut disini.
Pilihan untuk jadi kreatif atau tidak ada ditangan anda kaum muda. Sebagai anak muda anda selalu disorot untuk melakukan perubahan. Lakukanlah perubahan di bumi Aceh ini dengan kreativitas yang kamu miliki, karena yang dibutuhkan sekarang ialah bukan orang-orang yang mencari kerja tapi oprang –orang yang membuka usaha dengan kreativitasnya dan menjadi solusi dalam mengatasi masalah penganggurang di negri ini.