cerpen
IZINKAN AKU MELAKUKANNYA
Seorang ayah muda begitu dongkol
perasaannya menemukan sepeda beserta mainan lainnya berserakan di halaman rumah.
Mungkin sudah sekian kalinya ia telah menegur dan memarahi anaknya untuk tidak
mengulangi perbuatannya itu. Hari itu puncak dari segala kekesalan yang ingin
ia lampiaskan kepada anaknya, ia memarahi anaknya habis-habisan sambil
mengangkat sepeda dan melempari mainan anaknya. pada saat itu dia tidak sadar
bahwa sedari tadi tetangganya memperhatikan tingkahnya yang tidak terkontrol
itu. Sang tetangga yang berumur jauh lebih tua menegurnya dengan lembut, “Pak dapatkah
Anda megizinkan saya untuk mengangkat dan membereskan mainan anak bapak…?? Dengan
bingung si ayah muda itu berkata, “mengapa
Anda ingin melakukannya? Bapak itu
pun berkata, ”waktu saya muda dulu, saya
juga pernah mendapatkan pengalaman seperti Anda, kesibukan saya di kantor
sering kali berimbas dengan kekesalan yang saya limpahkan kepada anak saya
ketika mendapatinya berbuat kesalahan. Kini saya merindukan waktu bersama anak
saya namun mereka semua semuanya sudah beranjak dewasa dan jarang kembali
menengok saya di rumah. Jika saya dapat mengulanginya lagi,saya akan dengan
senang hati bukan hanya mengangkat sepedanya dan membersihakan mainannya tetapi
juga mengajaknya berputar-putar menikmati waktu yang harganya tak ternilai,
oleh sebab itu izinkan lah Aku melakukannya”. Mendengar perkataan bapak tua
itu, ia (ayah muda) terdiam, dan berpikir bahwa tidak ada yang lebih berharga
dan lebih penting dari WAKTU.