The Perfect Husband

Sabtu, Juli 25, 2020 40 Comments A+ a-

Setelah menikah
Tahun 2014, awal mula pertemuanku dengannya. Bukan hanya khusus menemuinya, melainkan karena pertemuan 25 orang pemuda Aceh dalam kegiatan Aceh Global Health Youth Forum (AGHYF). 

Pertemuan itu hanya terjadi dua kali, sehari secara in door dan satunya lagi secara out door. Paviliun Seulawah yang sekarang menjadi Hotel Grand Arabia Aceh dan lapangan bola Gampong Jawa adalah dua tempat yang menjadi pengingat dari pertemuan itu. Sedangkan tentangnya, aku tidak ingat sama sekali. 


Setahun berlalu, di bulan yang sama, yaitu Oktober 2015. Aku mendapat pesan via Twitter dari seorang peserta AGHYF. Namanya Sudarliadi, tapi aku tidak ingat bagaimana wajahnya karena memang aku tidak menyimpan memori apa-apa tentangnya. Dia ingin bertemu denganku karena ketertarikannya dengan komunitas yang sedang kubentuk. Tentu saja aku menyambutnya karena aku butuh teman-teman untuk membangun komunitas. 

Seiring waktu, aku semakin dekat dengannya karena hanya dia yang selalu ada ketika aku membutuhkan bantuan. Namun, perlakuanku padanya tetap sama dengan teman-teman yang juga ikut dalam komunitas yang sama. Bagiku, dia hanya sekadar teman komunitas. Walau beberapa teman mengatakan bahwa dia suka padaku, kuanggap angin lalu saja karena sesama teman komunitas harus menjunjung tinggi profesionalitas. 

Hingga suatu hari, pertemuan anggota komunitas yang kami rencakan tak ada satu orang pun yang datang. Satu per satu membatalkan janji karena saat itu memang hujan lebat. Hanya aku dan dia yang kebetulan datang cepat dan terjebak di Zakir Kupi tempat yang semula kami sepakati. 


Hujan membuat kami terjebak dalam berbagai topik pembicaraan, dari persoalan komunitas, teman, kuliah, keluarga, hingga perjalanan cinta. Aku merasa nyaman saja bercerita kepadanya, padahal sebelumnya aku sangat tertutup bila menceritakan urusan pribadi kepada orang lain. 

Sejak saat itu, kami pun menjadi teman dekat tepatnya di tahun 2016. Kita berjalan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Radja, seperti Gunongan, Rumoh Cut Meutia, Rumoh Aceh dan tempat-tempat menarik lainnya yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Jujur, enam tahun tinggal di Banda Aceh, aku belum pernah ke tempat itu sekali pun karena memang tidak ada teman yang cocok diajak ke sana. 



Entah kenapa berjalan bersamanya, terasa menyenangkan. Namun, itu hanya sebatas teman karena hatiku sudah diisi oleh laki-laki lain. Dia pun mengetahui hal itu, tapi tetap saja dia selalu ada untukku. 

Di depannya, aku benar-benar menjadi diriku sendiri. Tidak ada jaga image (jaim) segala ketika makan di depannya, harus berdandan cantik ketika jumpa, dan yang paling penting aku bisa tertawa lepas saat bersamanya. 

Status teman berganti sahabat di tahun 2017, tapi dia berharap sahabat dunia akhirat. Aku mengiyakan saja, asal dia mengizinkan aku memiliki sahabat yang lain atau teman dekat lelaki yang lain, bahkan pujaan hati yang lain. Baginya memberi kesempatan dekat denganku, itu sudah cukup. 

Kesempatan itu dia gunakan untuk memikat hatiku, berbagai cara dia lakukan untuk menyenangkan diriku. Bukan saja aku, tapi juga keluargaku. Dia mulai menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan orang tuaku. 



Di saat aku wisuda ners, dia berhasil mengambil hati ibuku sehingga ibuku sangat senang kepadanya. Betapa tidak karena semua keperluan wisudaku mulai dari mengantarku ke salon, siapin papan bunga, jadi fotografer, sampai mentraktir teman-temanku dihendel olehnya. 

Uniknya hadiah darinya bukan dikasih langsung kepadaku, tapi di antar oleh kurir JNE. Kukira siapa pula yang memberiku hadiah boneka dan slempang, sampai teman-temanku bertanya-tanya hadiah dari siapa? Rupanya hadiah darinya, sehingga teman-temanku mulai curiga antara kami pasti ada apa-apanya. 

Teman-temanku banyak yang menyetujui pertemanan kami berlanjut ke tahap hubungan yang lebih serius. Terlebih ketika teman dekatnya memberi tahuku tentang perjuangannya dalam menaklukkan hatiku. Bebarapa kejadian yang kuanggap sebuah kebetulan, rupanya sudah dipersiapkan untukku. Pantas saja aku merasa ketika membutuhkan sesuatu, pasti ada dia yang datang membantuku. Ibarat superhero, dia datang di waktu yang tepat. 

Aku mengetahui bahwa dia menaruh perasaan kepadaku. Namun, aku harus jujur terhadap perasaanku karena aku berharap kepada laki-laki lain yang aku sukai sejak lama. Anehnya dia nggak mudur begitu saja setelah mendengar perkataanku. Dia tetap ingin menjadi sahabatku. 

Hingga akhirnya laki-laki yang aku suka menikah dengan orang lain. Itu sebuah kemenangan baginya karena saingan terberatnya sudah tidak ada. Mungkin Tuhan tidak memberikan apa yang kuinginkan, tapi apa yang aku butuhkan. 

Saat itu, aku masih menganggapnya sebatas sahabat yang belum melibatkan perasaan cinta. Ia menerimanya karena aku berani berkata jujur padanya. “Beri aku waktu dan kesempatan karena akan aku bangun cintamu atas dasar kepercayaan dan keterbukaan,” ujarnya padaku. 

Benar saja, tahun 2018 cinta itu mulai tumbuh. Terlebih ketika dia selalu ada untukku dan mendukung setiap aktivitasku. Aku ingat betul ketika dia merelakan rambutnya dibotakkan pada saat peringatan Hari Kanker Sedunia di bulan Februari 2018. 



Saat itu, aku sangat dekat dengan anak-anak penderita kanker dan aku pernah mengajaknya menemui mereka. Melihat kedekatanku dengan mereka dia pun ikut berpartisipasi dalam aksi solidaritas penderita kanker, yaitu turut serta membotakkan rambut demi aksi solidaritas tersebut. Tentu saja muncul perasaan haru dan senang melihat aksinya itu. 

Kemudian, di tahun yang sama tepatnya di akhir tahun 2018, dia juga rela mengorbankan rambutnya dipangkas oleh orang pascarehabilitasi kesehatan mental yang menjadi narasumber tulisanku. Waktu itu, orang tersebut sedang magang di salah satu tempat pangkas, jadi aku menyuruh sahabatku ini untuk potong rambut di tempatya. 

Aku tahu ada raut wajah khawatir ketika rambutnya ditangani oleh orang yang bukan ahlinya, terlebih orang tersebut beru selesai rehab. Namun, demi aku yang ingin mendapatkan informasi dari orang tersebut, dia pun rela melakukannya. 

Semenjak itu, aku mulai ada rasa padanya. Hmmm, rasa suka yang lebih dari sekadar sahabat, seperti rasa ingin menjadi pasangan hidupnya. Aku mengatakan perasaan itu kepadanya dan dia menyambutnya dengan sangat kegembira. “Ternyata perjuanganku selama ini sudah menemukan titik terang, tinggal menunggu cahayanya saja supaya bersinar terang,” katanya kepadaku. 

Tidak hanya itu, aku juga jujur tentang kondisi dan masalah keluargaku yang sedang dililit utang. Aku mengira dia akan mundur secara teratur karena mendengar itu semua. Ternyata dia malah ikut serta menyelesaikan masalahku itu. Aku tidak menyangka dengan penghasilannya pas-pasan dia mau mengambil tanggung jawab besar tersebut. 

Hatiku mulai sudah yakin dengannya, hingga pada 21 Februari 2019 kami pun resmi menikah. Pernikahan yang sederhana itu membuatku bahagia karena dibangun atas dasar cinta, bukan karena aku jatuh cinta padanya. Sesuai dengan baju yang pernah dia berikan kepadaku yang bertuliskan, yaitu Asyiknya, Bangun Cinta. Rupanya dia benar-benar membangunya bersamaku. 



Setelah menikah, kami hidup di sebuah rumah kontrakan kecil di Kota Radja. Memang jauh dari kata mewah dan bergelimangan harta benda, tapi bagiku hidupku mendekati sempurna mempunyai The Perfect Husband sepertinya. 

Dua bulan kami menikah, aku hamil. Sebuah karunia yang luar biasa bagi kami berdua. Namun, kondisiku yang lemah karena hamil mengharuskanku tetap tinggal bersama orang tua. Jadinya kami Long Distance Married (LDR) selama 6 bulan. 

Setelah keadaanku membaik, aku kembali hidup bersamanya di rumah kontrakan. Sejak saat itu, semua urusan domestik seperti mencuci baju dan mengurus keperluan rumah menjadi tugasnya. Walau aku tahu dia capek karena harus bekerja di kantor, tapi alhamdulillah dia tetap bertanggung jawab merawatku. 

Ketika aku melahirkan di kediaman ibu, dia mengambil cuti agar bisa mendampingiku. Inilah impiannya bisa membersamaiku di saat kelahiran putri pertama kami. Aku sangat bersyukur bisa mendapatkan suami sepertinya. 




Setelah kuingat-ingat kembali proses pertemuanku dengannya hingga sekarang dia menjadi suamiku, ternyata begitu banyak perjuangan yang dilakukannya. Aku baru sadar bahwa cinta itu hadir bukan karena kita jatuh cinta. Jatuh itu sakit karena sewaktu-waktu kita bisa saja kecewa karena cinta. 

Untuk mendapatkan cinta sejati, maka cinta itu harus dibangun atas dasar kepercayaan dan keterbukaan. Itulah yang menjadi moto kami berdua saat ini. Kepercayaan dan Keterbukaan adalah dua hal yang kami pegang teguh untuk keutuhan rumah tangga dan kebahagiaan bersama. 

Semua orang tahu, tidak ada keluarga yang sempurna. Suamiku juga tidak sempurna. Adakalanya kami berdebat, bertengkar, bahkan pernah berhenti berbicara di suatu waktu. Akan tetapi, pada akhirnya keluarga adalah keluarga dan cinta selalu ada di sana. Saling menguatkan, saling membimbing, saling mengasihi satu sama lain. 

Inilah kami. Adun, Adoe dan Cahya dalam keluarga kecil kami. Tulisan ini kupersembahkan untuk suami Perfctku yang nanti ulang tahun di tanggal 30 Juli. Semoga sehat selalu sayangku.

40 comments

Write comments
28 Juli, 2020 22:03 delete

Masya Allah Tabarakallah. Pasangan yang serasi, semoga selalu sakinah mawaddah warahmah, sebumi dan sesurga-Nya. Aamiin
Selamat, Kak, untuk The Perfect Husband-nya. Sehat selalu bersama keluarga tercinta yaaa.

Reply
avatar
Rina
AUTHOR
28 Juli, 2020 23:45 delete

Baarakallahu fiik, semoga Allah Ta'ala menyatukan mbak dan suami hingga jannah. Aamiin :)

Reply
avatar
DARINA
AUTHOR
29 Juli, 2020 00:16 delete

semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah yaa

Reply
avatar
Mia Yunita
AUTHOR
29 Juli, 2020 05:43 delete

Alhamdulillah dari sahabat menjadi cinta. Eaaa. Moga langgeng ya. Cubit gemes buat dedenya. Hehe

Reply
avatar
29 Juli, 2020 09:59 delete

Co cweeetttt
Menurut saya suami yang baik adalah yang bisa memilah dan mendudukan posisi istri sebagai ratu rumah tangga

Reply
avatar
ginanelwan
AUTHOR
29 Juli, 2020 10:31 delete

Jodoh emang gak lari kmna ya mbak. Semoga langgeng terus dan bahagia

Reply
avatar
Shyntako
AUTHOR
29 Juli, 2020 16:54 delete

So sweet banget sih mba kisahnya, semoga langgeng terus ya kalian dan semakin samawa keluarganya

Reply
avatar
Intan Daswan
AUTHOR
29 Juli, 2020 18:08 delete

Masya Allah tabarakallah... Semoga samawa terus ya, Mbak. Senang saya kalau baca tulisan kayak gini.

Reply
avatar
29 Juli, 2020 18:52 delete

MasyaAllah.. tabarakallah mbak. Moga samara dan bersama until jannah ya. KEnal dari 2014 mulai dari teman jadi sahabat eh gak tahunya sekarang jadi suami. begitulah takdir..

Reply
avatar
Katerina
AUTHOR
29 Juli, 2020 19:13 delete

Masya Allah, kisah cinta yang indah untuk dituliskan. Barakallah mbak. Semoga sakina mawadah warohmah ya. Senang lihat kebahagiaannya, kini sudah bersama si kecil yang sehat. Selamat ulang tahun buat suaminya. Semoga panjang umur, sehat, dan selalu bahagia. Aamiin

Reply
avatar
29 Juli, 2020 19:21 delete

Amin, terima kasih mba.

Reply
avatar
29 Juli, 2020 20:56 delete

Masya Allah semoga sehidup se surga ya mbak.
Sakinah mawaddah wardah. Amiin ya Rabb

Reply
avatar
29 Juli, 2020 21:18 delete

Hari ini ya ultahnya, semoga sehat selalu, panjang umur dan banyak rizki. Kel makin samawa 🙏

Reply
avatar
Fenni Bungsu
AUTHOR
29 Juli, 2020 21:41 delete

Wah hari ini ulang tahunnya ya, Barakallahu untuk suaminya kak Yell, langgeng terus hingga maut memisahkan dan dipertemukan kembali di keabadian

Reply
avatar
Rafahlevi
AUTHOR
29 Juli, 2020 22:02 delete

Uhuyyy sosuwit ini mah.. aku bacanya feel so envy... apa daya blom menemukan imam hahhaa... barakallah yaa kak.. happy anniversary..semoga langgeng until jannah. Bahagia selalu

Reply
avatar
Dwi Ananta
AUTHOR
29 Juli, 2020 22:08 delete

Untuk bertemu dengan jodohnya setiap orang memiliki jalannya masing-masing, ada yang langsung jatuh cinta ada juga yang berawal dari persahabatan. Keduanya sama-sama baik, selama komitmen, saling percaya dan komunikasi terjaga. Selamat untuk pernikahannya Mbak dan untuk buah hatinya... Selamat ulang tahun juga untuk suaminya yang btw beda sehari tanggal ulang tahunnya dengan suamiku hehehe... suamiku 29 Juli.

Reply
avatar
29 Juli, 2020 22:21 delete

Masya Allah...hadiah ini bakal jadi hadiah terindah nih buat suaminya mbak :) Pasti senang banget beliau. Barakallah buat mbak dan keluarga yaa

Reply
avatar
29 Juli, 2020 22:22 delete

Ceritanya inspiratif banget kak.. alhamdulillaah dapat suami yang sempurna, dan saling melengkapi. Sehat selalu, bersama hingga akhir hayat.. aamiin

Reply
avatar
29 Juli, 2020 23:04 delete

Alhamdulillah. Bahagia selalu yah.. Langgeng sampai akhir hayat. Jadi ingat masa pacaran sama suami dulu. Duh jadi senyum senyum sendiri nih karena baca cerita kamu.

Reply
avatar
30 Juli, 2020 04:24 delete

Amin, terima kasih mba.

Reply
avatar
30 Juli, 2020 04:25 delete

Hehehe, jangan dicubit. Ntar hilang comelnya 😄

Reply
avatar
30 Juli, 2020 04:26 delete

Iya, semua sudah digariskan Tuhan. 😊

Reply
avatar
30 Juli, 2020 04:27 delete

Amin. Semoga saja ya mba.

Reply
avatar
30 Juli, 2020 04:28 delete

Alhamdulillah, semoga kebahagiaan ini menyertai kami selalu dan juga mba ya.

Reply
avatar
31 Juli, 2020 08:58 delete

Waduh baper aku bacanya. Keren mba, pertemuannya di forum, terus jadi kaya sekarang. Semoga samawa yah mba. Sering2 cerita soal nikahan gini buat jomblo biar belajar haha

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:18 delete

Amin, makasih mba. Allah punya cara untuk menentukan takdir hambanya.😊

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:20 delete

Amin, makasih mba. Tulisan ini sebagai pengingat di masa depan. 😁

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:22 delete

Amin. Maunya emang begitu, sehidup sesurga. Semoga Allah mengabulkannya. 😊

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:26 delete

Tanggal 30 Juli bg ultahnya. Sengaja buat tulisan ini duluan supaya banyak yang doain nanti di hari ulang tahunnya.😃

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:27 delete

Amin, terima kasih doanya. Ultahnya tanggal 30 Juli.😁

Reply
avatar
02 Agustus, 2020 07:29 delete

Semoga dipertemukan dengan imam yg terbaik ya. 😀

Reply
avatar
06 Agustus, 2020 22:32 delete

Aku tuh paling suka baca cerita bahagia keluarga kayak gini. penuh cinta dan kasih sayang. so sweet.

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:01 delete

Yups, urusan jodoh itu semua sudah digariskan Tuhan. Cuma, jalannya saja yang berbeda-beda. Makasih doanya mba. Selamat ultah buat suaminya mba juga ya.

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:03 delete

Iya mba, jadi senyum-senyum sendiri dia saat dia baca tulisan ini. Apalagi dia sengaja baca dengan keras di hadapanku sambil terus menggodaku. 😄

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:04 delete

Amin, makasih doanya mba.

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:07 delete

Hehehe, terima kasih atas doanya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat moment kebersamaannya bersama suami mba. 😁

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:09 delete

Hehehe, alhamdulillah aku dipertemukan dengan yang perfect. 😁

Reply
avatar
07 Agustus, 2020 08:10 delete

Alhamdulillah, mohon doanya mba semoga kebahagian ini selalu menyertai keluarga kecil kami. 😊

Reply
avatar