Untung Ada Bahasa Indonesia

Kamis, Oktober 31, 2019 2 Comments A+ a-




Apa jadinya kalau manusia hidup tanpa menggunakan bahasa? Tentu dunia terasa sepi dan banyak hal yang tidak dimengerti. Mungkin bisa saja menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tubuh, tapi tidak semua gerakan tubuh dimengerti tanpa dilafalkan dengan bahasa lisan. 


Beruntung Tuhan memberikan kemampuan berbicara kepada manusia sehingga bahasa dengan mudah diucapkan. Namun, Tuhan tidak menciptakan manusia dalam keadaan yang sama, tapi dalam kondisi yang berbeda-beda seperti yang dijelaskan dalam kitab suci Alquran Surat Al-Hujarat, ayat 13. 

Artinya; “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. ” 

Tentunya setiap bangsa dan suku di dunia mempunyai bahasa sendiri. Jangankan dunia, Indonesia yang merupakan Negara kepulauan mempunyai banyak bangsa dan ratusan suku, mempunyai bahasa berbeda. Lantas bagaimana menyatukan semua itu? 

Lahirnya Bahasa Indonesia 

Sumber: jakmall.com

Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928 atas prakarsa para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara yang mengikrarkan melalui Sumpah Pemuda. Dalam ikrar tersebut, terdapat tiga poin yang salah satunya ialah melahirkan Bahasa Indonesia, yaitu poin ketiga “Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”. 

Inilah cikal bakal lahirnya Bahasa Indonesia. Sedangkan kedudukannya sebagai Bahasa Negara Indonesia lahir setelah sehari kemerdekaan, yaitu 18 Agustus 1945. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 dalam BAB XV, Pasal 36 yang menyebutkan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. 

Bahasa Indonesia sendiri merupakan bentuk standar Bahasa Melayu yang banyak dipakai di wilayah Nusantara. Selain itu, juga banyak bahasa daerah dengan ragam budaya dari masing-masing wilayah. Namun, Bahasa Melayulah yang paling populer dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya sehingga untuk dijadikan bahasa pemersatu, digunakanlah Bahasa Melayu yang distandarkan ke dalam Bahasa Indonesia. 

Dengan begitu, masyarakat Indonesia yang berada di wilayah timur, dengan masyarakat Indonesia yang berada di wilayah barat dan tengah, bisa saling berkomunikasi karena adanya Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesialah yang menyatukan mereka sehingga menjadi lambang persatuan Bangsa Indonesia. 

Lambang Persatuan Bangsa 

Sumber; suaramerdeka.com

Indonesia mempunyai sepuluh alat yang digunakan sebagai lambang persatuan bangsa, yaitu lambang negara (Burung Garuda), semboyan negara (Bhineka Tunggal Ika), bahasa negara (Bahasa Indonesia), bendera negara (Merah-Putih), lagu kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), konstitusi negara (UUD 1945), ideologi bangsa (Pancasila), wawasan nusantara, kebudayaan negara, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Di antara sepuluh alat persatuan bangsa itu, penggunaan bahasalah yang begitu kentara menujukkan lambang persatuan bangsa. Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan kebudayaan dan bahasa yang beragam, tentu tidak ada titik temu bila seseorang menggunakan bahasa dari dearahnya masing-masing. 

Bisa dibayangkan bila tidak ada bahasa pemersatu, tentu artikel ini saya tuliskan dalam bahasa daerah asal saya, yaitu Bahasa Aceh. Begitu pula dengan buku-buku sekolah, tulisan ilmiah, surat dinas, kabar berita, dibuat berdasarkan bahasa yang digunakan penulisnya. 

Untung ada Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa sehingga apa pun yang dibahasakan baik dalam bentuk tulisan, maupun secara lisan dapat dimengerti oleh seluruh rakyat Indonesia. Bahkan di media sosial, netizen bisa membuat sebuah isu menjadi trending topic berkat penggunaan Bahasa Indonesia. Padahal mereka berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang yang beragam. 


Bahasa pengantar di sekolah, pesantren, universitas, dan lembaga pemerintahan juga lebih terarah karena ada bahasa pemersatu. Begitu pula saat mengunjungi daerah-daerah yang ada di Indonesia, tanpa ada Bahasa Indonesia kita tidak bisa saling terhubung dan menjalin kerjasama. 

Rasa persatuan pun tidak akan muncul karena berbeda suku, ras, agama, dan golongan. Namun, berkat adanya Bahasa Indonesia yang menjadi lambang pemersatu, semua bisa di kesampingkan demi tujuan bersama. 


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Bulan Bahasa 2019 dengan tema "Bahasa Sebagai Lambang Persatuan Bangsa."


2 comments

Write comments
hani
AUTHOR
31 Oktober, 2019 19:19 delete

Iya untung ada bahasa Indonesia. Kalo ga keliling Indonesia, pakai bahasa isyarat ntar...

Reply
avatar