Mendadak Hadiri Pembentukan GenPi SUMSEL
GenPi Aceh Menuju SumSel |
“Yell, lagi dimana? Lihat group pengurus GenPi dong!”
Kata
seorang laki-laki diujung telpon sana. Dia adalah koordinator Generasi Pesona
Indonesia (GenPi) untuk wilayah Aceh. Dari nada suaranya aku tahu pasti, ada
info penting yang terjadi di group pengurus GenPi.
“Kenapa ya Bang? Sorry, dari tadi nggak
pegang HP lagi masak ne!”
Biasalah,
kalau aku lagi ngerjain sesuatu tu fokus banget, sampai-sampai HP pun nggak
dipeduliian. Semoga saja nanti kalau sudah punya suami nggak dicuekin suaminya.
hahaha. LOL.
“Jadi begini, Yelli ditunjuk oleh para
pengurus GenPi untuk berangkat ke Sumatra Selatan dalam rangka pembentukan
GenPi Sumsel. Jadi berangkatnya tu besok, karena acaranya hari Sabtu”.
Laki-laki
itu tampak serius dengan pembicaraannya.
Dalam
hati kecilku, what.....? kenapa nggak pas
waktu acara aja sekalian dikabarinnya?
Tapi,
tentu nggak aku bilang langsung dong kayak gitu. Kan aku masih menjunjung tinggi nilai tata krama, dan etika dalam berkomunikasi.
Cukup
di curhatan travel ini aja kok, diungkapkan. Tapi kalau dia baca, sorry ya Mas
Bro, kan itu juga bukan maunya kamu, serba mendadak.
“Hmmmmm, gimana ya Bang? Kok mendadak banget
sih acaranya? Jadi, apa saja yang harus dipersiapkan?”
“Nggak ada, cuman persiapkan diri saja,
kemudian nanti Yelli jelasin aja tentang kegiatan kita selama ne, di GenPi
Aceh. Untuk lebih lanjutnya, kita komunikasi lewat Whats Up (WA) aja ya! Assalamualaikum......” Tut..,
tut.., tut.., telpon pun putus.
Lalu
aku segera membuka group WA pengurus GenPi. Sudah ada puluhan chat yang
terlewatkan. Oh Tuhan..., ada apa ini?
Ternyata
mereka lagi menunggu konfirmasi dariku untuk persetujuan keberangkatan ke
Sumsel. Bahkan, ada yang chat personal
supaya aku melihat group GenPi.
Jadi
nggak enakkan kalau ditolak, apalagi aku baru menjabat sebagai sekretaris
pengganti di GenPi Aceh. Jadi, mau nggak mau, aku harus mengiyakannya supaya
tidak mengecewakan teman-teman.
Ada
kesenangan di hati karena aku bisa melakukan Trip yang ke dua kalinya dengan
pesawat, satelah Trip pertamaku ke Semarang 2 tahun yang lalu.
Baca
juga tulisanku Bermimpi Naik Pesawat Terbang
Tapi
aku juga galau karena ada dua orderan tulisan, yang harus aku selesaikan pada
minggu itu juga. Aku mencoba untuk meminta pendapat teman dekatku, eh..., malah
dia lebih excited banget untuk
menyuruhku buru-buru menerima tawaran itu.
“Kapan lagi kamu bisa naik Garuda Yell,
ini kesempatan baik lo! Jangan sia-siakan, dan kamu nanti bisa ketemu dengan para
laskar digital lainnya di Palembang”.
Aku
mulai terpengaruh dengan ucapannya. Sepertinya aku harus mencoba ini, pasti
banyak tantangan, dan pengalaman seru nantinya. Apalagi aku berangkatnya
sendiri dari Aceh, tentu mengasyikan bisa solo traveling ke Kota Sriwijaya ini.
Baca juga tulisanku Solo Travellingku ke Kota Jendral Ahmad Yani
Baca juga tulisanku Solo Travellingku ke Kota Jendral Ahmad Yani
Akhirnya
aku benar-benar yakin dengan keputusanku untuk menghadiri pembentukan GenPi
Sumsel. Koordinator GenPi Aceh yang menelponku tadi, memintaku segera untuk
mengirimkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ke pihak panitia, untuk keperluan
akomodasi, dan transportasi.
Ya.,
konsekwensinya aku harus menyelesaikan segera orderan tulisan dari 2 orang
temanku itu. Setelah shalat zuhur aku mulai berkutat dengan laptop, hampir saja
aku lupa untuk makan siang.
Stress....?
Jelaslah karena aku harus kejar deadline untuk menyelesaikan tulisan,
keberangkatannya belum tahu jam berapa karena e-tiket belum dikirim.
Terus sorenya
aku harus minta izin ke tempatku mengajar, dan pamitan sama murid-muridku
karena tidak bisa masuk untuk dua hari.
Untung
aku bisa memanajemen kecemasanku ini dengan berfikir positif, dan melakukan
terapi relaksasi nafas dalam. Jadi, aku memanfaatkan waktu seoptimal mungkin
supaya semuanya terhandle dengan baik.
Baca
juga tentang Cara Mengatasi Cemas Berlebih di Blog Perawat Traveler
Tiket Pesawat Belum Juga Dikirim
Malam
sebelum keberangkatan, aku juga belum menerima e-tiket dari pihak panitia.
Bukan saja aku dari GenPi Aceh, ternyata perwakilan GenPi Maluku, Jawa Barat,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Barat, dan Lombok Sumbawa juga belum dikirim.
Alhamdulillah
paginya saat buka mata setelah bangun tidur, ketika chek WA udah ada
e-tiketnya. Ketahuan deh yang habis bangun tidur buka WA.
Untungnya
keberangkatanku sore, jadi aku ada waktu persiapan packing barang, baca-baca
kembali terkait kegiatan GenPi Aceh, dan menyelesaikan orderan tulisan yang
masih tersisa.
Aku
juga menyempatkan diri untuk membaca beberapa artikel mengenai wilayah Sumatra
Selatan. Yang terbayang difikiranku adalah Jembatan Ampera, dan sungai Mussi
yang begitu besar, dan panjang. Itu kan yang sering disebut-sebut guru Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), teringat memori pelajaran di SD tentang Icon kota ini.
Jembatan yang terkenal itu seperti ini penampakannya di siang hari dibalik kaca mobil yang mengantarkanku keliling Kota Palembang |
Setelah selesai waktu shalat juma’at, aku langsung chaw ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh. Ada sedikit deg-degan di hati, karena nantinya aku sampai ke Palembang pada malam hari. Tapi ini, aku anggap sebuah tantangan yang harus aku hadapi sebagai seorang traveler.
Jam
15.50 wib aku meninggalkan Bandara Internasional SIM Banda Aceh, bergerak
menuju Jakarta. Sebenarnya perjalanannya hanya memakan waktu 2 jam 45 menit,
tapi karena Bandara Internasional Ir. Soekarno Hatta terlalu padat, pesawat
kami baru landing jam 19.05 wib.
Sesampai
ke bandara, aku langsung menuju petugas bandara untuk melapor sebagai penumpang
transit. Aku tidak mau kejadian dua tahun yang lalu terulang kembali, yang hampir ketinggalan pesawat. Meskipun sebenarnya jadwal
keberangkatan ke Palembang jam 20.05, tapi aku tidak boleh lengah.
Aku
langsung menuju di ruang tunggu terminal 17 sesuai dengan instruksi petugas
bandara. Setelah menunggu hampir satu jam, ternyata keberangkatan ke Palembang
ditunda menjadi jam 20.25 wib. Yaudahlah., sabar aja dulu, walaupun sebenarnya
menunggu itu membosankan.
Masih tetap eksis selfie di Bandara Internasional Ir. Soekarno Hatta walaupun pesawatnya Delay, dan aku kelelahan menunggu |
Tapi,
eh.., tiba-tiba para penumpang di terminal 17 disuruh pindah ke terminal 14,
dan jadwal keberangkatan ditunda menjadi jam 21.00 wib.
Ya.,
sebagai penumpang yang budiman, kita ikut aja. Tapi kok ada yang ribut-ribut
ya? Ternyata ada penumpang yang protes pada petugas bandara. Akhirnya jadi
bahan tontonan banyak orang deh.
Semoga
kejadian seperti itu tidak terjadi lagi ya, demi kenyamanan penumpang, dan
tidak menimbulkan citra negatif bagi wisatawan luar yang menggunakan jasa
penerbangan Indonesia.
Kan
kita mau mempositifkan Indonesia lewat branding Wonderful Indonesia, jadi harus siap semuanya. Termasuk juga
pelayanan di penerbangannya.
Pembentukan GenPi Sumatra Selatan
Aku
hadir sebagai perwakilan dari GenPi Aceh, yang sudah dibentuk duluan pada
tanggal 6 September 2016. Selain itu juga ada perwakilan dari GenPi Maluku,
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Barat, dan Lombok Sumbawa.
GenPi
merupakan generasi milennial yang mempunyai kemampuan lebih dalam dunia
internet. Mereka merupakan relawan digital untuk mempromosikan pariwisata
Indonesia.
Saat
ini sudah ada 7 wilayah yang terbentuk sebagai anggota GenPi, dan tepat pada
tanggal 6 Mei 2017 Kementrian Pariwisata kembali membentuk laskar digital
yaitu Genpi Sumsel.
Kepala
Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Selatan Ibu Irene Camely Sinaga, yang super
kece dan cantik menyampaikan dalam sambutannya bahwa;
“Sumatra
Selatan pada tahun 2018 mendatang, terpilih sebagai tuan rumah Asian Game 2018.
Untuk itu perlu adanya komunitas yang berbasis digital untuk mempromosikan
Sumatra Selatan (Sumsel). Kita berharap nantinya komunitas ini dapat memajukan
pariwisata yang ada di Sumsel dengan bantuan media sosial”.
Cantik kan Ketua Dinas Pariwisatanya! |
Peryataan
Ibu Irene memang betul karena pengalaman kami para laskar digital yang
tergabung di GenPi Aceh, sangat membantu dinas kebudayaan & pariwisata Aceh
untuk menyemarakkan kegiatan yang sedang diselenggarakan dinas pariwisata.
Bahkan
kita membantu untuk voting masal dalam memenangkan Aceh, dan wakil Indonesia
pada ajang kompetisi pariwisata halal internasional. Kemudian juga meng trending topic kan kegiatan
#AcehGoDigital saat kehadiran Mentri Pariwisata Arief Yahya pada rekor
kebudayaan & pariwisata Aceh, pada tanggal 18 September 2016.
Selang
beberapa menit setelah pemukulan gong peresmian pembentukan GenPi Sumsel oleh
Bapak Don Kardono selaku Staf Asisten Menteri Bidang Komunikasi, langsung
hestek #GenPiSumsel jadi #TT1 di twitter.
Prosesi peresmian GenPi SumSel |
Hebat
benarkan kekuatan media sosial ini! Luar biasa jika teknologi disenergikan
secara positif, bisa memberi pengaruh luar biasa bagi suatu instansi seperti Kementrian Pariwisata ini.
Jadi,
tidak repot-repot lagi harus mahal-mahal bayar artis ternama untuk memviralkan
suatu event. Cukup panggil laskar digital yang tergabung di Generasi Pesona
Indonesia, semua pasti akan viral.
Ok..,
cukup sekian dulu ceritaku kali ini ya! Tunggu cerita berikutnya dalam
menjelajah destinasi di Kota Pempek ini.
Salam
dari GenPi Aceh
BERSAMBUNG.......
4 comments
Write commentsHi, assalamualaikum wr wb. Salam kenal mbak. Saya ada kenalan pengurus Genpi Lombok-Sumbawa; Jhe namanya ..... Oh iya mbak, mampir ke blog kami. Tahun lalu kebetulan sempat ke Aceh juga, Sabang tepatnya.
ReplyWaalaikumsalam, Salam kenal juga Rangga. Iya saya kemarin waktu ke Palembang bareng sama Mbak Jhe yang dari Sumbawa. Baiklah, kita jalan2 ke blognya ya :)
ReplyWah social media memang berpengaaruh ya mbak
ReplyIya, sangat mbak di zaman now ini :D
Reply