Demam Batu Giok

Rabu, Februari 04, 2015 1 Comments A+ a-

Ilustrasi; penggunaan barang yg tidak tepat
Tidak bisa dipungkiri bahwa demam batu giok sedang melanda negri ini, tidak hanya para peminat atau para kolektor batu giok, tapi juga menyebar di semua kalangan masyarakat. Setiap tempat baik di kota maupun di kampung, sibuk membicarakan batu giok. Pembicaraan tentang giokpun tidak hanya terbatas di tempat penjualannya, tapi di tempat pemerintahan seperti perkantoran pun giok menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan.
Harga batu giok yang disebut-sebut bernilai jual tinggi, telah membuat semua mata tertuju padanya. Terutama para penambang dan pengrajin batu. Mereka rela menempuh perjalanan sampai berhari-hari untuk menemukan batu ini. Fenomena batu giok telah membuat banyak orang demam batu giok, mengingat bisnis ini mempunyai keuntungan besar bagi para pengrajin dan pencari batu giok.
Seolah tidak ingin meninggalkan profesinya sebagai pengrajin giok, salah seorang pasien jantung setelah selesai dirawat di rumah sakit meminta selang oksigen untuk dibawa pulang. Saya yang kebetulan merawat pasien tersebut berpikir bahwa mungkin selang tersebut akan dipakai lagi di rumah saat dia sesak nafas, saya pun memberikannya. Kemudian saat saya membuka selang infus, beliaupun juga memintanya untuk di bawa pulang. Tentunya saya tidak memberikan karena pemakaian infus hanya bisa digunakan sekali pakai. Saat saya menanyakan untuk apa selang-selang tersebut, beliau menjawab untuk membuat giok. Saya tidak habis pikir bahwa saat sakitpun beliau sempat-sempatnya memikirkan giok-giok itu.
Zaman Batu
    Sungguh fenomena yang aneh zaman sekarang, batu yang dulunya tidak bernilai dan sering digunakan untuk pondasi rumah atau pengganjal pintu, sekarang diburu dan dicari-cari. Bagaikan kembali ke masa prasejarah di zaman batu, dimana batu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Bedanya zaman batu masa zaman prasejarah, batu diguankan alat pemotong, senjata dan sebagai alat untuk membuat peralatan lain karena belum adanya teknologi.
    Sedangkan zaman batu sekarang, batu digunkan sebagai perhiasan dan ladang bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Sangking niatnya untuk dijadikan perhiasan ada yang memakai batu giok sebagai cincin dan dipakai ke sepuluh jari tangannya. Sehingga hal ini terkesan berlebih-lebihan dalam menggunkan perhiasan. Anehnya yang menggunakan perhiasan itu bukan para wanita, tapi para prialah yang tergila-gila dengan perhiasan giok ini. Lain lagi ada yang beranggapan bahwa batu giok sebagai azimat untuk mengharap keberkatan atau karena percaya ada kekuatan dalam batu tersebut, sehingga berujung ke perbuaatan syirik yang akan memperburuk dan merusak akidah seseorang.
    Tak ubahnya seperti zaman batu prasaejarah yang beranggapan bahwa batu-batu besar sebagai tempat pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang mereka. Keyakinan seperti itu dikarenakan mereka  hidup di zaman prasejara yang belum mengenal tulisan jauh sebelum Al-Quran diturunkan. Tapi bagaimana dengan sekarang yang jelas-jelas Al-quaran menjadi sumber hukum islam, masih adakah yang percaya hal-hal mistis dalam batu giok tersebut?
Virus Batu Giok
Virus batu giok benar-benar telah menyerang para penggemarnya. Ketika suatu hal digemari dan disukai banyak orang, maka akan menjadi sebuah trend atau yang sering diistilahkan dengan kata demam. Baru-baru ini para remaja tanah air dihebohkan dengan trend Boys band and girls band korea, sehingga munculah istilah demam korea. Kemudian disusul dengan trendnya bahasa alay dan lebay dari Syahrini yang kemudian menyebar menjadi demam Syahrini. Dan banyak demam-demam lainnya yang bersifat musiman dan hilang dengan sendirinya.
Menurut kamus kedokteran istilah demam digunakan sebagai sebuah tanda dan gejala adanya ketidaknormalan di dalam tubuh, baik itu karena virus, bakteri dan agen lainnya yang menyerang tubuh. Demam muncul karena ada penyebab dan akan hilang jika penyebabnya sudah tidak ada lagi. Namun pemakaian kata demam di Indonesia sering dijadikan untuk menyebut para pengggemar atau peminat suatu hal.
Sifat demam yang menular dan menyebar dengan cepat, menjadikan istilah ini untuk menyebut suatu trend yang sedang berkembang pada zamannya. Demam batu giok yang sedang melanda negri ini tentunya tidak terlepas dari virus-virus batu giok. Virus yang dimaksud disini ialah penyebab dari tenarnya batu giok sehingga dicari dan di buru banyak orang. Bahkan harga yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung, sampai-sampai puluhan juta dan bahkan ada katanya sampai miliaran.
    Kalau dipikir-pikir apa iya sebuah batu dihargai setinggi itu? bahkan harganya melampaui emas dan permata. Itulah yang namanya demam, sesuatu yang terkadang tidak normal dan terbilang aneh. Namun bagi mereka para pencinta batu tentu hal ini tidak menjadi masalah karena hobi dan kecintaannya terhadap apa yang diminati. Tetapi banyak juga yang hanya sekedar ikut-ikutan atau tertular virus batu giok, yang kalau ditanya kenapa menggunakan giok, jawabnya hanya sekedar mengikuti trend.
    Trendnya suatu zaman pasti mempunyai masa puncak atau klimaksnya, namun juga pasti ada titik jenuhnya. Kalau dilihat sekarang merupakan klimaks dan puncak dari trend batu giok, dimana semua orang terfokus pada logam mulia ini sehingga muncul banyak lapak-lapak penjulan giok dan bahkan ada museumnya. Festival giokpun juga sering digelar seakan giok menjadi  barang yang menjadi primadona banyak orang.
    Kemudian bagaimana suatu saat masa kejayaan batu giok ini menurun dan demam batu giokpun menghilang? apakah orang-orang masih mencari dan mengumpulkan batu-batu tersebut? Hanya satu hal yang perlu diingat dan akan pasti yaitu batu nisan, karena dialah yang menjadi pertanda jasad kita nanti.

1 comments:

Write comments
09 Juli, 2015 15:14 delete

Terimakasih., atas informasinya, saya, rencana juga ingin membuat gelang atau kalung rajun dgn batu giok, tp mngkin, sya akan cri informasi lg mengenai khasiat btu giok tersebut! semoga bermanfaat

Reply
avatar