Surat di Tahun 2059 "Air Sialang Tanpa Air"

Rabu, Januari 17, 2018 2 Comments A+ a-

Saat aku mengikuti kegiatan perempuan peduli leuser di Gayo Lues, kami ditampilkan sebuah video dengan judul Surat dari teman di tahun 2070

Di video itu menceritakan tentang kehidupan manusia di tahun 2070 yang sangat susah mendapatkan air. Benda ini telah menjadi langka dan merupakan benda yang paling berharga dibandingkan apa pun, mengalah harga emas atau pun bitcoin.

Dari video itu aku terinspirasi untuk menuliskan surat di tahun 2059, di mana umurku saat itu 67 tahun. Aku menggambarkan kampungku sendiri yang merupakan Dearah Aliran Sungai (DAS) tidak lagi memiliki air, karena masalah lingkungan yang membuat sumber mata air di kampungku  mengering.

Inilah suratku yang aku tulis pada 15 Oktober 2017.

Surat di Tahun 2059

Air Sialang tanpa air

Saat ini orang bukan lagi menyebut kampung ini sebagai Air Sialang, tapi air basalang (Air dipinjam). Air lebih berharga dari segenggam emas dan sebongkah berlian. Jika ingin mendapatkan air, masyarakat harus menunggu hujan yang hanya turun 2 kali dalam setahun. 

Air hanya ada di tempat perusahaan air yang mengolah air limbah menjadi air untuk kebutuhan sehari-hari, jika pun ingin mendapatkan air tersebut, mereka harus meminjamnya terlebih dahulu ke perusahaan air, dan harus menggantinya kembali dengan air.

Jika dia tidak mampu membayarnya, maka dia akan dipenjarakan dan dibiarkan mati karena kehausan.

Salah satu sumber mata air yang ada di Air Sialang pada tahun 2017

Orang-orang berperang karena memperebutkan air. Orang yang paling kaya adalah orang yang mempunyai sumur, walaupun airnya sebentar-sebentar mengering. Banyak perpecahan yg terjadi karena memperebutkan sumber mata air, bahkan pertumpahan darah terjadi karena air.

Cucu-cucuku tidak percaya kampung ini mempunyai banyak kolam dengan sumber mata air yang begitu jernih. Bahkan dia tidak percaya bahwa dulu aku bisa mandi lebih dari 3 kali sehari dan berenang sepuasnya di kolam pemandian.

Anak-anak di tahun 2017 masih bisa mandi berenang, melompat-lompat menikmati kolam renang

Mereka juga tidak percaya bahwa aku mencuci baju dengan air karena baju-baju mereka hanya digunakan sekali pakai langsung dibuang.

Usiaku saat ini 67 tahun, tapi wajahku seperti orang usia 100 tahun. Aku terkena penyakit ginjal kronik yang membuatku menahan sakit bertahun-tahun, akibat kurang mengkonsumsi air.

Anak-anakku yang berusia 30 tahun seperti usia 50 tahun, 20 tahun lebih tua dibandingkan saat usiaku seperti itu.

Ini saat usiaku 26 tahun yang masih bisa menikmati jernihnya air dan
teman-temanku yang berasal dari Banda Aceh sangat senang melihat sumber mata air ini

Ketika mereka melahirkan, anak-anak mereka terlahir dengan daya imun tubuh yang lemah, bahkan mereka sudah terindikasi terkena kanker kulit sebelum dia tumbuh dewasa.

Ketika mereka mau mandi, mereka harus menggunakan tisu basah, dan membersihkan kotoran dengan tisu. Bahkan mereka tidak mandi sampai berbulan-bulan karena tidak ada air. Jangankan untuk mandi, kebutuhan air untuk minum pun juga dibatasi.

Dulunya aku diwajibkan minum 8 gelas sehari, tapi saat ini kami hanya boleh minum setengah gelas sehari yang membuat kulit kami keriput kerena dehidrasi. Rambut di kepala kami tidak bisa tumbuh, karena sel-sel rambut di kepala kami tidak berkembang dengan baik, tapi itu menguntungkan kami karena kami tidak perlu keramas dan membutuhkan air untuk perawatan rambut.

Meskipun penampilan kami kini terlihat aneh seperti alien, itulah kami manusia di tahun 2059.

Saat usiaku 26 tahun, aku pernah terlibat dalam kegiatan perempuan peduli leuser. Kami mengangkat isu air sebagai bahan advokasi ke seluruh lapisan masyarakat. Sayangnya mereka tidak mempercayai bahwa air itu bisa habis, termasuk di kampungku yang sekarang berganti nama dengan sebutan Air Basalang.

Aku berusaha mengangkat isu konservasi air di tahun 2017
Adakah yang mau ikut denganku?

Sekarang ketika sumber mata air itu benar hilang, baru mereka sadar bahwa betapa pentingnya air di kehidupan mereka. Batang Air Sialang yang mengairi 3 kampung tersebut, sekarang berganti dengan tumpukan sampah. Air hanya menjadi kenangan terindah di kampung ini.

Jika aku bisa kembali ke tahun 2017, aku benar-benar ingin menjadi perempuan peduli lingkungan dan mengajak kerjasama dengan semua lapisan masyarakat untuk menjaga lingkunganku, terutama hutan Leuser yang merupakan sumber terbesar penyimpan air.

Jika kamu bisa kembali ke tahun 2017, apa yang ingin kau lakukan supaya air benar-benar tidak hilang dan hanya menjadi sebuah kenangan?


"YS" Renungan di tahun 2059.

2 comments

Write comments
Riski l
AUTHOR
19 Januari, 2018 06:58 delete

Semoga niat baik akan membuahkan hasil yg baik pula.

Reply
avatar
20 Januari, 2018 23:44 delete

Amin, ya Allah. Terima kasih sudah berkunjung.

Reply
avatar