Aplikasi HO-JAK Langkah Baik Menuju Smart City Indonesia di Kota Madani

Selasa, Februari 14, 2017 0 Comments A+ a-

Sumber Foto Google_ Editor #YellSaints
Lagi, dan lagi Aceh menjadi sorotan publik lewat Aplikasi terbaru “Ho-Jak”, karya pemuda asal Bireuen, Propinsi Aceh. Meskipun konsepnya mirip dengan Go-Jek, tapi ada unsur kearifan lokal yang terdapat di dalamnya.

Memang, orang Aceh itu kreatif dan inovatif. Mereka tidak mau menerima mentah produk luar, makanya untuk daerah Aceh tidak tersedia layanan Go-Jek. Tapi karena itulah, ada inisiatif untuk membuat aplikasi sesuai dengan identitas ke Aceh-annya sendiri.

Kata “Ho-Jak” merupakan bahasa Aceh yang artinya “Mau Kemana”. 

Pemilihan kata ini jelas, bahwa Ho-Jak terdapat di Aceh. Selain itu juga tersedia fasilitas transfortasi seperti mobil, sepeda motor, becak yang merupakan kenderaan khas Aceh, dan ini tentu tidak tersedia di Go-Jek.

Adanya aplikasi Ho-Jak ini merupakan sebuah jawaban, dari persoalan kesulitan dalam menemukan alat transportasi umum secara cepat di Banda Aceh.

Hal inilah yang dikeluhkan oleh teman-temannya Khairul Mubaraq (pendiri Ho-Jak), saat datang ke Aceh, sehingga memunculkan ide bisnis olehnya untuk membuat aplikasi transportasi online pertama di Aceh.

Aplikasi ini juga sudah tersedia di playstore, dan dapat diunduh menggunakan android atau appstore bagi pengguna Apple.

Aplikasi HO-JAK yang tersedia di Play Store dan App Store
Secara konsep, Khairul Mubaraq telah menerapkan konsep smart city Indonesia untuk menyelesaikan masalah trasportasi di Kota Banda Aceh yang dikenal dengan Kota Madani. Nah, apa itu sebenarnya Smart City?

“Smart City merupakan sebuah kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola sumber daya yang ada dengan effisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya”.

Perangkat yang paling tepat untuk mendukung konsep ini adalah Information and Communication Technology (ICT), karena dengan ICT semua aktifitas administrasi dapat diintegrasikan secara efektif dan efisien dalam sebuah sistem informasi. 

Kata kunci yang kedua adalah Integrasi, karena dengan adanya integrasi, misi efisien dan efektif dapat dengan mudah diwujudkan

Komponen Smart City
Untuk membangun Kota Cerdas ada 3 komponen yang harus dimilik.

1. Smart Goverment

Banda Aceh sebagai Kota Madani telah berani mendeklarasikan diri menjadi Islamic Smart City, yang merupakan program lanjutan dari Banda Aceh Islamic Cyber City (BAICC) oleh Pemerintah Kota Banda Aceh.

Dalam mewujudkan Kota Cerdas, pegawai Pemerintahan Kota Banda Aceh terus berbenah diri dalam meningkatkan pelayanan publik. 

Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diterima. Salah satunya dalam bidang informasi dan teknologi (IT) yaitu Best Champion Indonesia Dgital Society Award (IDSA), katagori Overal (2014).

Untuk melihat penghargaan yang diperoleh Kota Banda Aceh sebagai Model Kota Madani Klik Disini.

Tentunya konsep smart city telah tertuang dan terintegrasi dalam visi misi kota, yaitu “Mewujudkan Banda Aceh sebagai Model Kota Madani”.
Sumber Foto : http://www.acehtrend.co/
Kata Madani itu sendiri berasal dari bahasa Arab mudun yang berarti maju atau modern. Tidak hanya modern dari sisi pembangunan fisik, madani dalam Islam juga bermakna pembangunan kota yang penduduknya beriman dan berakhlak mulia, menjaga persatuan dan kesatuan, toleran dalam perbedaan, taat hukum, dan memiliki ruang publik yang luas”
Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE (Wali Kota Banda Aceh)

2. Smart People

Smart city tidak akan terwujud jika tidak ada smart people. Teknologi yang saat ini tersedia dapat dimanfaatkan oleh orang-orang cerdas untuk mengatasi masalah kehidupan kota.

Adanya aplikasi Ho-Jak di Aceh membuktikan bahwa orang Aceh sudah melek teknologi, dan memasuki era digital.

Dengan kecerdasannya tersebut, orang Aceh juga tidak mau menghilangkan identitas dirinya karena kecanggihan teknologi, sehingga dipakailah istilah Ho-Jak untuk trasnportasi online.

Editor : #YellSaints
Selain itu untuk mempromosikan Daerah, orang Aceh lebih suka menggunakan istilah Daerah seperti Kota Tanyoe (Kota Kita), Gampong Tanyoe (Kampung Kita), dan Produk Tanyoe (Produk Kita) dalam portal website mereka. Semua produk Aceh tersedia disini.

Untuk melihat informasi kota/gampong dan produk Aceh bisa dilihat disini.

3. Smart Economy

Dalam mewujudkan smart city dibutuhkan sebuah inovasi baru dalam menjalankan roda ekonomi di Banda Aceh. Baik dalam produksi, distribusi, maupun eksplorasi. 

Ho-Jak merupakan inovasi baru dalam dunia transportasi. Dimana nantinya akan banyak terserap tenaga kerja yang ingin menjadi driver, kemudian orang-orang akan dimudahkan dalam berpergian, ataupun dalam pengantaran barang. 

Dengan dimudahkannya transportasi yang berbasis online, pendistribusian barang dan jasa juga mudah, yang berpengaruh pada pergerakan ekonomi masyarakat.

Ho-Jak merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam pengembangan konsep smart city. Terlepas dari itu masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk membangun Smart City.

Yang terpenting ialah gunakan teknologi untuk mengatarkanmu menuju jalan ke surga. Caranya yaitu dengan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya yang berguna untuk kemaslahatan umat.

Sumber Bacaan
  • http://aceh.tribunnews.com/2015/04/22/banda-aceh-menuju-islamic-smart-city
  • http://acehserambi.com/2017/02/06/aplikasi-terbaru-ho-jak-siap-beroperasi-di-banda-aceh-dan-sekitarnya/
  • http://portalsatu.com/read/travel/perkenalkan-ho-jak-transportasi-online-pertama-di-aceh-24615
  • http://kotatanyoe.iloveaceh.org/
  • http://www.bandaacehkota.go.id/p/prestasi.html