Pasien Gizi Buruk, Yang Disangka Anak Hutan
Ini kisah setahun yang lalu, tepatnya saat aku praktek di keperawatan anak di salah satu RSUD di Kota Madani. Di Hari Kesehatan Nasioanal ke-52 yang mengangkat tema “Masyarakat Hidup Sehat Indonesia Kuat”, mari sejenak melihat problema masyarakat kelas bawah yang masih tersangkut dengan kata SEHAT.
Sungguh menyedihkan melihat kondisi
seorang anak, yang katanya ditemukan di hutan. Beratnya hanya sekitar 15 kg,
padahal usianya sudah 16 tahun. Fisiknya sangat kurus sampai kelihatan
tulang-tulang rusuknya. Saat berdiri tegak, kakinya bergetar. Dia juga tidak
bisa berbicara, hanya menggunakan bahasa isyarat dengan menggunakan tubuhnya.
Ilustrasi anak gizi buruk |
Pertama kali aku masuk ke dalam
ruangannya, yang ruangan itu adalah ruangan isolasi, biasanya untuk
pasien-pasien infeksi tinggi atau penyakit menular. Bau kamar itu sangat menyengat dan tidak enak untuk dicium. Perutku seperti diaduk-aduk saat memasuki ruangan
tersebut, betapa tidak kotoran dan makanan bercampur baur di ruangan tersebut.
Aku tidak tahan dengan itu semua, dan aku memutuskan untuk keluar dari kamar
itu.
Kemudaian dua orang perawat yang
bertugas di ruang tersebut meminta cleaning service untuk memberishkan kamar itu. Rupanya inilah yang
menjadi keluhan dari beberapa perawat yang bertugas ruangan ini. Anak hutan
itu, sungguh menyusahkan mereka. Perilakunya sangat liar, bahkan sama sekelai
tidak mengenal nasi. Saat diberikan nasi kepadanya, dia malah
menabur-naburinya. Kotorannya pun juga sembarang tempat, dan yang paling
menyebalkan ialah dia tidak mau menggenakan pakaian.
Setelah kamar tersebut dibersihkan, dua
orang perawat tadi membawa makanan kepadanya. Mereka menggunakan masker untuk
meminimalisir bau ruang tersebut. Meskipun ruangan tersebut sudah dibersihkan
dan diberi pewangi ruangan, bau tidak sedap masih saja tercium.
Anak itu disuapi oleh perawat,
tapi dia tidak mau, malah dia menaburkan nasi dan memilih nasi itu satu persatu layaknya orang hutan makan nasi. Melihat tingkahnya itu, membuat perawat jadi geram dengan
ulahnya. Perawat itu mengeluarkan perintah untuk makan dengan nada sedikit
keras, sambil memaksa menyuapkan makanan ke mulut anak hutan tersebut.
Ilustrasi; Indonesia Masuk Zona Darurat Gizi Buruk (Foto : Aktual.co/Nelson) |
Aku yang dari tadi bertindak sebagai
observan karena baru pertama kali berdinas di ruangan tersebut, meminta agar
tidak bersikap kasar kepadanya. Aku tidak tega melihatnya diperlakukan seperti
itu. Tapi, kakak tersebut malah memarahiku dan mengatakan
“Kamu tahu apa tentang dia?
saya yang sudah lama merawatnya, dia harus dikeraskan seperti ini”
kata kakak perawat tersebut.
“Kamu tahu apa tentang dia?
saya yang sudah lama merawatnya, dia harus dikeraskan seperti ini”
kata kakak perawat tersebut.
Aku yang hanya sebagai mahasiswa CoAss ditempat
tersebut, hanya bisa diam. Padahal dalam teori yang aku dapatkan di kampus,
tidaklah boleh memperlakukan pasien demikian, apapun kondisi pasien tersebut. Perilaku
baik seorang tenaga kesehatan seperti perawat sangat dibutuhkan bagi pasien,
mungkin karena kakak tersebut terlalu capek makanya berbuat demikian. Pikirku
mengira kepada kakak perawat tersebut.
Kakak perawat itu pun meninggalkan anak
hutan yang aku tahu namanya birinisial N. Aku melanjutkan pekerjaan memberi
makananya, tapi dia tetap tidak mau disuapkan. Dia lebih suka taburan nasi yang
jatuh di tempat tidurnya, dan memilihnya satu persatu untuk dimakan.
Dalam hati kecilku berkata;
“oh tuhan,
kenapa bisa ada anak seperti ini di nagroe serambi ini?”
Rupanya anak tersebut
berasal dari Kabupaten Aceh Selatan, tepatnya Kecamatan Labuhan Haji. Wah..,
ternyata asalnya sama denganku.
Menurut kata orang, dia ditemukan di
hutan dengan ibunya yang tuli dan buta. Tapi, ada sebagian lainnya mengatakan
dia tinggal di sebuah perkampungan yang warga sekitar tidak peduli dengan
kondisi hidupnya. Sampai-sampai makananya ialah serbuk kayu rumahnya sendiri.
Entah berita mana yang benar, yang tahu
kondisinya sungguh memprihatinkan dan status gizinya sangat buruk.
6 comments
Write commentsTes komentar
Replyduh kasian anak itu ... usia 16 tahun ta mengenal nasi dan klo baca tulisan mba tingkah lakunya spt (maaf) hewan mungkin anak itu tidak diurus ya sejak lahir, dibiarkan hidup begitu saja
ReplyTes Komentar
ReplyTes komentarnya ada isinya dong., biar ada respon! :)
ReplyIya mba, memang begitu adanya. Ibunya seorang yg buta dan tuli, sedangkan kerabat dekatnya nggk ada yg peduli degn mereka, meskipun anak itu seorang yatim.
ReplyYa.... tes komen karena sebelumnya tidak muncul komentar versi Mobile.
ReplyDan komentarnya tidak responsive. Sekarang sudah oke semuanya..