Solo Travelling Pertamaku ke Kota Jendral Ahmad Yani

Sabtu, Januari 30, 2016 0 Comments A+ a-

Masjid Agung Kota Semarang

Sangat menyenangkan rupanya solo traveling ke kota Jendral Ahmad Yani ini.

Aku tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang pukul 18.05 wib, tapi hari sudah mulai gelap. Aku sempat culture shock melihat perbedaan waktu ini, karena di Aceh jam segitu masih bisa menyaksikan sinar matahari dengan cukup jelas.

Tapi disini rupanya sudah memasuki waktu maghrib, aku pun ketinggalan shalat maghrib karena mengira jadwal shalatnya sama dengan daerah Sumatra, padahal ini Pulau Jawa.

Ini merupakan perjalanan pertamaku menggunakan pesawat terbang dan pertama kalinya aku ke Semarang, atau bahkan bisa dikatakan pertama kalinya aku keluar daerah.

Parahnya lagi, aku hanya seorang diri tanpa ditemani siapapun. Ini sebenarnya modal nekat dan berani saja, atau yang biasa disebut solo travelling.

Kedatanganku ke Semarang ialah untuk mengikuti event nasional yaitu tentang kepemudaan yang diselenggarakan oleh pemuda Semarang. Event tersebut bernama Future Leader Summit 2015.
Kita lagi menunggu ne materi dari Prie GS Budayawan asal Semarang

Aku sengaja datang sehari lebih awal dari acara yang ditentukan, sehingga aku bisa jalan-jalan menikmati kota Semarang.

Pagi harinya aku sudah siap untuk melakukan solo traveling. Karena aku tidak banyak mengetahui tentang kota ini, aku pun menyewa jasa seorang tukang becak untuk mengatarkanku jalan-jalan di sekitaran bundaran simpang lima.

Abang tukang becaknya sangat ramah, dan aku banyak mendapat infomasi tentang Kota Semarang darinya. Hanya cukup membayar Rp20.000 saja, aku diajak keliling ke kota Semarang, diseputaran simpang lima, plus cerita-cerita menarik darinya. Seru banget kan, cocoklah dengan kantong mahasiswa sepertiku.

Diperjalanan aku mendengar cerita dari tukang becak tersebut tentang perjuangan jendral Ahmad Yani. Beliau bercerita layaknya guru sejarah, aku sangat menikmati perjalanan sambil mendengar cerita darinya.

Katanya ini sih tempat games gitu, aneka permaianan ada disini.
Lucu deh gedungnya, kayak istana di dunia dongeng.

Disekitaran simpang lima terdapat gedung-gedung besar dan megah. Rupanya alun-alun simpang lima ini dijadikan sebagai pusat keramain dan tempat wisata.

Aku minta diturunkan di sekitar trotoar simpang lima, kemudian aku menanyakan arah jalan pulang ke hotel kepada Abang tukang becak tersebut. Aku bermaksud untuk berjalan kaki menelusuri alun-alun tersebut.

Gaya kali kok kacamatanya :D 

Di sepanjang jalan aku menemukan berbagai macam pedagang yang menjajakan dagangannya, ada yang menjual kuliner, ada juga menjual pakaian dan barang soevenir lainnya.

Aku sangat menikmati perjalanan ini, ditambah lagi masyarakatnya sangat ramah-ramah bahkan tidak ada sedikitpun rasa takut di hatiku, walaupun sebenarnya aku berbeda bahasa, suku dan budaya dengan mereka.  
     
Setelah puas menikmati alun-alun simpang lima, aku pun kembali ke hotel. Aku dijemput oleh Pak Edy dan mengajakku ke Masjid Agung Semarang. Saat aku memasuki halaman mesjid, hatikupun berdecak kagum melihat keindahan dan luasnya masjid tersebut.

Sungguh luas halaman Masjidnya, warnanya juga cantik

Kebetulan saat itu hari jum’at, Pak Edy melaksanakan shalat jumat, dan akupun shalat zuhur. Setelah shalat, aku pergi melihat Al-quran besar. Dan itu merupakan pertama kalinya aku melihat Al-quran sebesar itu, Subhanallah.., aku pun tak lupa mengucapkan rasa syukur atas nikmatNya.

Setelah puas menikamati interior dan anterior mesjid, kami pun menikmati kuliner khas Semarang, namanya Tahu Gimbal. Kata pak Edy, belum sah orang pergi ke Semarang kalau tidak menikmati makanan ini.

Ternyata memang lezat makanannya, nasi lontong yang dicapmur kuah kacang, ditambah udang dan kerupuk merupakan menu makan siang kami pada hari itu.

Tahu Gimbal, makanan khas Kota Semarang

Aku sangat menikmati traveling kali ini, meskipun aku sendiri berangkat dari Aceh, tapi ternyata aku menemukan orang baik ketika berada di Semarang. Cukup butuh keberanian dan keramahan, pasti kita akan menemukan teman meskipun di negri orang.

#PesonaIndonesia
#YellsaintsTravel